TRIBUNHEALTH.COM - Proses menelan melibatkan beberapa otot dan saraf yang berbeda.
Meski tampak sederhana, menelan adalah proses yang sangat kompleks.
Kesulitan dalam menelan biasa disebut sebagai disfagia dalam istilah medis.
Ada tiga jenis umum disfagia, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today.
Ketiganya dibedakan oleh letak masalah yang menyebabkan sulit menelan itu sendiri.
Disfagia oral (disfagia tinggi) — masalahnya ada di mulut, kadang-kadang disebabkan oleh kelemahan lidah setelah stroke, kesulitan mengunyah makanan, atau masalah mengangkut makanan dari mulut.
Disfagia faring — masalahnya ada di tenggorokan. Masalah di tenggorokan sering disebabkan oleh masalah neurologis yang mempengaruhi saraf (seperti penyakit Parkinson, stroke, atau amyotrophic lateral sclerosis).
Disfagia esofagus (disfagia rendah) — masalahnya ada di kerongkongan. Ini biasanya karena penyumbatan atau iritasi. Seringkali, prosedur bedah diperlukan.
Baca juga: Benarkah Sakit Tenggorokan Terjadi Akibat Reaksi Alergi Dijalur Menelan? Begini Ulsan dr. Hemastia
Baca juga: Kebiasaan Menelan Makanan dengan Cara yang Tak Wajar Bisa Memengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut

Perlu dicatat bahwa rasa sakit saat menelan (odynophagia) berbeda dari disfagia, tetapi mungkin untuk memiliki keduanya secara bersamaan.
Sementara globus adalah sensasi ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan.
Gejala
Beberapa pasien mengalami disfagia dan tidak menyadarinya.
Dalam kasus ini, disfagia mungkin tidak terdiagnosis dan tidak diobati, hingga bisa meningkatkan risiko pneumonia aspirasi (infeksi paru-paru yang dapat berkembang setelah secara tidak sengaja menghirup air liur atau partikel makanan).
Disfagia yang tidak terdiagnosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi.
Baca juga: Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP Paparkan Bahaya Menelan Gigi Tanpa Sengaja
Baca juga: Faktor Risiko dan Gejala Kanker Laring, Termasuk Tenggorokan Serak dan Nyeri Menelan

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, penting untuk mengenali gejala disfagia.
Gejala yang terkait dengan disfagia meliputi:
- Tersedak saat makan.
- Batuk atau tersedak saat menelan.
- Ngiler.
- Makanan atau asam lambung naik ke tenggorokan.
- Sakit maag berulang.
- Suara serak.
- Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada, atau di belakang tulang dada.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Membawa makanan kembali (regurgitasi).
- Kesulitan mengontrol makanan di mulut.
- Kesulitan memulai proses menelan.
- Pneumonia berulang.
- Ketidakmampuan untuk mengontrol air liur di dalam mulut.
- Pasien mungkin merasa seperti "makanannya macet."
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)