TRIBUNHEALTH.COM - Infertilitas merupakan suatu kondisi ketidakmampuan pasangan usia subur untuk hamil atau mempertahankan kehamilannya.
Kondisi ini terjadi apabila setelah 1 tahun mencoba bersenggama secara teratur. Meskipun tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Diketahui terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan Infertilitas.
Baca juga: Mengetahui Waktu Ovulasi Wanita, Bisa Bantu Tentukan Masa Subur bagi Pasangan yang Ingin Hamil
Lantas apakah obesitas adalah salah satunya?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dinda Derdameisya memberikan penjelasannya.

Dinda menuturkan, obesitas tidak menjamin seseorang mudah mengalami Infertilitas.
Meskipun terdapat sejumlah perempuan yang mengalami gangguan hormonal (polycystic ovarian), dengan sebanyak 80 % memiliki indeks massa tubuh yang tinggi.
Baca juga: dr. Mustopa, Sp.PD Menuturkan Jika Terjadinya Hepatitis Tidak Berhubungan dengan Kondisi Obesitas
Namun hal itu tidak bisa menjadi acuan, bahwa obesitas pasti akan mengalami gangguan hormonal dan kesuburan.
Persentase Infertilitas

Infertilitas ini bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki dengan persentase yang sama. Yaitu sama-sama 50 %.
Umumnya laki-laki yang mengalami infertilitas disebabkan oleh ketidaksuburan pada sperma.
Baca juga: Tidak Sama, Ini Perbedaan Air Mani dan Sperma , Simak Ulasan dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
"Jadi nanti dilihat dari analisa sperma lalau kita tegakkan diagnosis," jelas Dinda.
Dari pemeriksaan sperma tersebut, dokter akan memantau:

- Pergerakan sperma
- Bentuk sperma
- dan jumlah sperma.
Baca juga: dr. Tiara Kirana, Sp.And Berbicara soal Sperma yang Tak Bisa Membuahi, Bisa Dilihat dari Fisik?
Ketiga hal di atas harus dalam kondisi baik untuk bisa disimpulkan sebagai sperma yang normal.
Sementara pada perempuan, jauh lebih kompleks.
Karena organ genital wanita ada dari:

- Indung telur
- Saluran telur
- Badan rahim
Baca juga: Sebelum Terkena Kanker Serviks, Leher Rahim Bisa Alami Perubahan Ini, Bisa Terdeteksi dalam Skrining
- Mulut rahim
- dan vagina.
Masing-masing organ di atas dapat menyebabkan berbagai gangguan.
Salah satu contohnya adalah masalah pada indung telur, terdapat kista.

Kemudian pada saluran telur, bisa terjadi perlengketan atau sumbatan.
Lalu pada badan rahim bisa menimbulkan masalah berupa mioma atau polip.
Baca juga: Selain Operasi, Apakah Mioma Uteri Bisa Diatasi dengan Cara Lain Dok?
"Sehingga masing-masing bisa menyebabkan ketidaksuburan."
"Maka dibutuhkan pemeriksaan satu-persatu, harus detail" imbuh Dinda.
Penyebab Sulit Hamil setelah Memiliki Anak
Memiliki buah hati merupakan dambaan bagi mayoritas pasangan setelah menikah.
Seringkali pasangan suami itri memiliki keinginan untuk memiliki anak lebih dari satu.

Namun sayangnya, tak jarang hal tersebut sulit untuk terwujud.
Dinda menyebut hal ini sebagai kondisi Infertilitas sekunder.
Untuk memastikan kondisi ini, Dinda menyebut, pemeriksaan akan sama dilakukan dengan pemeriksaan pada penderita Infertilitas primer.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Sebut Kesuburan Dipengaruhi oleh Beberapa Penyakit, Tak Hanya Lifestyle
"Kita lihat dulu indung telurnya bagaimana, mungkin dulu tidak ada kista sekarang ada, adakah sumbatan atau tidak," papar Dinda.
Namun dari sejumlah kondisi yang bisa terjadi, keadaan Infertilitas sekunder lebih banyak disebabkan oleh gangguan hormon.

Rata-rata masalah hormon ini terjadi setelah memiliki anak.
"Jadi dulu belum ada gangguan hormonnya, tapi setelah memiliki anak muncul," tandasnya.
Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dinda Derdameisya ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Sabtu (27/3/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)