Breaking News:

dr. Asih Sebut Faktor Penyebab Turun Peranakan Terbanyak karena Kehamilan dengan Usia

Turun peranakan merupakan masalah pada wanita pasca menopause ataupun pasca melahirkan. Turun peranakan merupakan kondisi rahim turun ke vagina.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi wanita hamil 

TRIBUNHEALTH.COM - Turun peranakan atau rahim turun memiliki istilah medis yaitu Prolaps uteri.

Kondisi ini dikhawatirkan oleh banyak wanita.

Pasalnya turun peranakan banyak terjadi pada wanita pasca menopause dan wanita pasca melahirkan.

Turun peranakan atau turun rahim adalah suatu kondisi dimana organ genital wanita turun ke vagina atau keluar dari vagina.

Beberapa faktor yang menyebabkan turun peranakan antara lain:

- Faktor usia

- Faktor menopasue

ilustrasi wanita hamil
ilustrasi wanita hamil (freepik.com)

Baca juga: Aturan dalam Pemasangan Gigi Palsu, Ini Hal yang Perlu Diketahui dari Dr. drg. Munawir H Usman, SKG

- Faktor persalinan

- Kehamilan

- Obesitas

2 dari 4 halaman

Kebanyakan faktor penyebab turun peranakan adalah kehamilan dengan usia.

Turun peranakan memiliki grade untuk menentukan stadium.

Pada grade 1 atau 2 mungkin tidak merasakan keluhan.

Terkadang hanya ada benjolan terasa mengganjal pada vagina, dan merasa tidak nyaman.

Apabila benjolan sudah keluar semua, mungkin merasa terdapat sesuatu yang bisa dipegang.

Baca juga: Gigi Ompong Sangat Mempengaruhi Bentuk Wajah, Ini Penjelasan Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP

Karena memang keluhannya tidak akan nyeri.

Terkadang orang Indonesia, dan kebanyakan adalah wanita yang sudah berusia lanjut terkadang karena malu sehingga takut untuk memeriksakan diri ke dokter.

Banyak yang beranggapan bahwa turun peranakan harus dioperasi, padahal tidak seperti itu.

Gejala penyerta saat turun peranakan adalah adanya gangguan berkemih dan gangguan BAB.

Ketika pasien memeriksakan diri ke dokter, maka dokter melakukan anamesis atau wawancara tentang keluhan yang dirasakan.

3 dari 4 halaman

Dokter akan bertanya secara detail apakah pasien mengalami gangguan berkemih dan gangguan BAB atau tidak.

Baca juga: Seseorang dengan Gaya Hidup Sehat Bisa Mengalami Sepsis, Berikut Alasan dr. Mustopa

Selain gangguan berkemih dan BAB, dokter juga akan menanyakan apakah pasien mengalami disfungsi seksual.

Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Tujuan dari pemeriksaan fisik tersebut adalah untuk menentukan stadiumnya.

Untuk mengatahui stadium turun peranakan, dilakukan Pielografi intravena (IVP) atau foto rontgent dengan bantuan cairan kontras, dengan tujuan mendeteksi penyumbatan saluran kemih.

USG panggul dan saluran kemih bertujuan untuk menyingkirkan gejala selain turun peranakan.

Dilakukan tes Urodinamik untuk memeriksa fungsi otot dan saraf pada kandung kemih, tekanan di sekitar kandung kemih, dan laju urine.

Baca juga: dr. Sandi Nugraha Beberkan Penyebab Batuk Tak Kujung Sembuh pada Anak yang Jarang Disadari Orangtua

Apabila hasil menunjukkan angka 0 berarti tidak terjadi penurunan.

Hasil menunjukkan angka 1-2 berarti kondisi rahim masih diatas vagina.

Terdapat 6 titik yang akan diukur, 2 pemeriksaan luar dan 1 total panjang vagina.

4 dari 4 halaman

Pada stadium 3 dan 4, rahim sudah keluar dari vagina.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health, bersama dengan dr. Asih Anggraeni, Sp.OG (K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Konsultan Uroginekologi dan Rekonstruktif) Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. Sabtu (25/9/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTurun Peranakanperanakan turunTurun Rahimdr. Asih Anggraeni Sp. OG (K)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved