TRIBUNHEALTH.COM - Rekonstruksi rahang biasa disebut juga dengan bedah Ortognatik.
Secara ilmiah, tindakan ini bernama pembedahan rahang Maksilofasial.
Operasi rahang ini tengah menjadi tren di kalangan masyarakat Korea Selatan.
Baca juga: Adakah Risiko jika Menyikat Gigi 3 Kali Sehari? Ini Kata Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Bahkan pada masyarakat dunia, tren ini sedang mengalami peningkatan.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) menjelaskan penyebabnya.

Baca juga: Begini Prosedur Perawatan Botox Rahang Menurut dr. Cristine Angelina Purba
Menurut keterangannya, tren bedah Ortognatik meningkat lantaran masyarakat di masa modern, cenderung menginginkan kehidupan lebih maksimal.
Mengigat bedah Ortognatik ini acapkali dianggap dapat membuat tampilan seseorang menjadi lebih menarik.
Alias lebih cantik atau lebih tampan.

Walaupun sebenarnya, pembedahan ini lebih diindikasikan kepada pasien yang mengalami kelainan pertumbuhan rahang.
"Jadi buat orang-orang yang sudah normal (rahang), sebenarnya bedah Ortognatik ini tidak pas," terang Tajrin.
Baca juga: drg. Munawir Jelaskan Beberapa Kondisi Medis yang Menjadi Pertimbangan Sebelum Memasang Gigi Palsu
Sehingga bedah Ortognatik difungsikan untuk mendapatkan kondisi rahang yang lebih baik.
Artinya rahang dapat berfungsi dalam membantu proses pengunyahan dengan lebih baik (korelasi rahang dan otot yang baik).

Dengan demikian, akan mengubah tampilan bentuk wajah. Yang sebelumnya bentuk rahang tidak seimbang, menjadi lebih baik.
Lebih lanjut, Tajrin mengungkapkan, bedah Ortognatik juga telah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Terutama warga Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Apakah Operasi Rahang Bawah bisa Sebabkan Kecacatan? Ini Kata drg. Andi Tajrin, M.Kes, Sp.BM.(K)
Namun pembedahan tersebut dilakukan karena adanya kelainan rahang.
"Jadi mereka yang memang ada kelainan yang melakukan rekonstruksi, operasi Ortognatik ini," beber Tajrin.
Penjelasan drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (6/1/2022).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)