TRIBUNHEALTH.COM - Sering diketahui bahwa membicarakan topik yang berkaitan dengan seksual sering dianggap tabu oleh masyarakat tertentu.
Seksualitas tidak hanya berbicara tentang organ reproduksi saja.
Tetapi seksualitas juga berbicara tentang budaya, hubungan antara pria dan wanita.
dr. Binsar menyampaikan bahwa terdapat empat tujuan seksual yaitu:
- Prokreasi (menghasilkan keturunan)
- Intimasi (seksualitas diantara suami dan istri)
- Relasi atau Relation

Baca juga: drg. Farra Nadiya Menyampaikan Beberapa Kondisi yang Membutuhkan Tindakan Veneer Gigi
Berbicara tentang kebutuhan, terdapat banyak orang tidak memahami tentang relation yang benar berkaitan dengan seksualitas.
- Institusi (pernikahan)
dr. Binsar menyampaikan bahwa seksualitas juga berbicara dengan organ intim yaitu penis pada pria dan vagina pada wanita.
Anggapan bahwa kesehatan seksual hanya berfokus pada organ reproduksi dan hubungan intim saja tidak 100% kearah sana.
Terdapat istilah "Man is a sexual man" yang berarti bahwa pria adalah makhluk seksual, dan wanita tidak seperti itu.
Sehingga teradapat banyak hal yang akhirnya di masyarakat menimbulkan suatu paradigma atau mitos yang salah tentang seksualitas.
Baca juga: Adakah Batasan Usia Melakukan Treatment Filler? Simak Penjelasan dr. Carryn Miranda
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa berbicara tentang seks berasrti berbicara tentang hubungan seks.
dr. Binsar menyampaikan bahwa kita harus berbicara tentang sisi individu pria dan wanita berbeda cara memandangnya.
Seorang pria ketika melihat wanita akan merasa tergoda, tetapi seorang wanita tidak demikian.
dr. Binsar mengatakan bahwa hal tersebutlah yang dikatakan sisi seksualitas pada seorang manusia.
Seksualitas akan dilihat sehat pada seorang pria atau wanita apabila secara fisik juga sehat.
Baca juga: Perlunya Mengetahui Perihal Veneer Gigi yang Menjadi Perbincangan Masyarakat
Seseorang yang menderita stroke atau menderita penyakit kanker tidak mungkin akan sehat secara seksualitas.
Orang yang sehat secara jasmani atau bisa dikatakan "bugar".
dr. Binsar mengatakan bahwa bugar tidak sekedar tubuh yang tegap atau tubuh langsing, belum tentu.
Tetapi harus memiliki parameter-parameter sebagai contoh pada seorang pria memiliki suatu kondisi yang bernama testosteron defisiensi sindrom.
Testosteron defisiensi sindrom adalah uatu kondisi dimana seorang pria mengalami kekurangan tetsosteron.
Keluhan dari testosteron defisiensi sindrom ialah menyebabkan hipertensi, peningkatan kadar gula, peningkatan kolesterol, dan tentunya kemampuan seksual mengalami penurunan.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Gigi Berlubang Tidak Dilakukan Perawatan Saluran Akar? Ini Penjelasan Dokter
dr. Binsar menyampaikan, dua indikator sehat secara seksual ialah:
- Sehat atau bugar secara fisik, tidak sekedar tubuh yang bagus tetapi parameter-parameter didalamnya harus bagus.
- Mampu melakukan hubungan seksual dengan pasangan tanpa mengalami satu gangguan atau hambatan.
dr. Binsar mengatakan bahwa saat ini kesehatan seksual menjadi satu tolok ukur bahwa seorang pribadi yaitu pria atau wanita tersebut memiliki kesehatn yang prima.
Karena masalah kesehatan seksual menjadi problem terminal atau bisa dikatakan problem terakhir dari siklus penyakit.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang dokter medical sexologist. Sabtu (21/8/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)