TRIBUNHEALTH.COM - Pada beberapa wanita, otot-otot vagina tanpa sadar atau terus-menerus berkontraksi ketika mereka mencoba penetrasi selama hubungan seksual.
Kondisi ini disebut vaginismus, dilansir TribunHealth.com dari Healthline
Kontraksi memungkinkan sulitnya hubungan seksual.
Kalau pun bisa, hubungan seksual akan terasa sangat menyakitkan.
Vaginsimus bisa terjadi:
- saat pasangan mencoba penetrasi
- ketika seorang wanita memasukkan tampon
- ketika seorang wanita disentuh di dekat area vagina
Baca juga: Perawatan Vaginismus Bisa Berbeda-beda, Perlu Psikoterapi jika Disebabkan Faktor Psikologis
Baca juga: Tak Hanya Masalah Kesehatan Fisik, Vaginismus pada Perempuan Bisa Disebabkan Faktor Psikologis
Vaginismus tidak mengganggu gairah seksual, tetapi dapat mencegah penetrasi.
Tidak ada kelainan fisik yang berkontribusi pada kondisi ini.
Gangguan ini dapat mengganggu hubungan dan kualitas hidup dengan pasangan.
Para ahli tidak tahu persis berapa banyak wanita yang memiliki vaginismus, tetapi kondisi ini dianggap tidak biasa.
Jenis-jenis vaginismus
Vaginismus diklasifikasikan menjadi dua jenis:
- vaginismus primer: ketika penetrasi vagina tidak pernah tercapai
- vaginismus sekunder: ketika penetrasi vagina pernah dicapai, tetapi tidak mungkin lagi, berpotensi karena faktor-faktor seperti operasi ginekologi, trauma, atau radiasi
Beberapa wanita mengalami vaginismus setelah menopause.
Ketika kadar estrogen turun, kurangnya pelumasan dan elastisitas vagina membuat hubungan seksual menjadi menyakitkan, stres, atau tidak mungkin.
Hal ini dapat menyebabkan vaginismus pada beberapa wanita.
Penyebab vaginismus
Baca juga: dr. Clarin Hayes Sebut Seks Bebas Sangat Berbahaya dan Berikan Dampak Buruk bagi Kesehatan
Baca juga: Psikolog Ungkap Pendidikan Seksual Membuat Anak Menyadari untuk Melindungi dan Menghargai Tubuhnya
Tidak selalu ada alasan di balik kasus vaginismus.
Kondisi tersebut telah dikaitkan dengan:
- pelecehan seksual atau trauma masa lalu
- hubungan seksual masa lalu yang menyakitkan
- faktor emosional
Dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab langsung yang dapat ditemukan.
Untuk membuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan dan seksual.
Riwayat ini dapat membantu memberikan petunjuk tentang penyebab kontraksi.