TRIBUNHEALTH.COM - Turun peranakan atau rahim turun memiliki istilah medis yaitu Prolaps uteri.
Pasalnya turun peranakan banyak terjadi pada wanita pasca menopause dan wanita pasca melahirkan.
Turun peranakan atau turun rahim adalah suatu kondisi dimana organ genital wanita turun ke vagina atau keluar dari vagina.
Kebanyakan faktor penyebab turun peranakan adalah kehamilan dengan usia.
Turun peranakan memiliki grade untuk menentukan stadium.
Pada grade 1 atau 2 mungkin tidak merasakan keluhan.

Baca juga: Apakah Pengeroposan dan Gigi Berlubang Itu Sama? Simak Penjelasan Dr. drg. Munawir
Terkadang hanya ada benjolan terasa mengganjal pada vagina, dan merasa tidak nyaman.
Apabila benjolan sudah keluar semua, mungkin merasa terdapat sesuatu yang bisa dipegang.
Karena memang keluhannya tidak akan nyeri.
Terkadang orang Indonesia, dan kebanyakan adalah wanita yang sudah berusia lanjut terkadang karena malu sehingga takut untuk memeriksakan diri ke dokter.
Banyak yang beranggapan bahwa turun peranakan harus dioperasi, padahal tidak seperti itu.
Baca juga: Pemeriksaan Gigi Palsu Bertujuan agar Gigi Tersebut Bisa Digunakan dalam Jangka Panjang
Gejala penyerta saat turun peranakan adalah adanya gangguan berkemih dan gangguan BAB.
Penyebab seseorang mudah mengalami turun peranakan selain karena usia menopause dan pasca melahirkan adalah obesitas atau kelebihan berat badan.
Wanita perokok, penderita penyakit paru yang kronis terlalu sering batuk-batuk juga bisa menyebabkan turun peranakan.
Turun peranakan pasca melahirkan karena mengedan, sehingga terjadi kekendoran pada organ dasar panggul.
Apalagi setelah melahirkan bayi yang berukuran besar dan mengedan terlalu lama bisa mneyebabkan otot dasar panggul rusak.
Baca juga: Apa Saja yang Menyebabkan Seseorang Berhalusinasi? Berikut Penjelasan Psikolog
Oleh karena itu, dr. Asih menyampaikan, kalau bisa untuk menghindari faktor-faktor mengedan sampai lebih dari 2 jam untuk kehamilan anak pertama.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari turun peranakan yang terjadi pada usia lanjut.
Faktor terjadinya turun peranakan karena sering melahirkan, terlalu mengedan, apalagi ukuran bayi yang besar sampai 4kg.
Faktor tindakan pengguntingan atau disebut dengan Episiotomy.
Tindakan Episiotomy adalah menggunting jalan lahir dengan tujuan bayi mudah dilahirkan.
Tindakan pengguntingan jalan lahir juga bisa menjadi faktor penyebab turun peranakan.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Kulit dengan Disiplin Mengatur Pola Makan Sehat
Tak hanya itu saja, kerusakan pada otot dasar panggul bisa menjadi faktor penyebab turun peranakan.
dr. Asih menyampaikan, jika dari jurnal orang yang telah mengalami 2 sampai 3 kali kehamilan rentan untuk terjadinya turun peranakan di kemudian hari.
Dikarenakan turun peranakan baru akan terlihat saat usia memasuki 50 tahun.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health, bersama dengan dr. Asih Anggraeni, Sp.OG (K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Konsultan Uroginekologi dan Rekonstruktif) Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. Sabtu (25/9/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)