TRIBUNHEALTH.COM – Batu empedu diduga muncul akibat endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di dalam kantung empedu.
Penumpukan terjadi ketika cairan empedu tidak mampu melarutkan kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.
Batu empedu dapat menyumbat saluran tempat empedu yang mengalir dari kantong empedu ke usus halus.
Baca juga: Tingkat Keberhasilan Penggunaan Alat Ortodonti dalam Merapikan Struktur Gigi Tergantung Kasus Pasien
Kondisi ini menyebabkan infeksi saluran empedu.
Untuk membahas mengenai penyakit dalam, kita bisa bertanya langsung kepada dokter yang berkompeten di bidangnya seperti dr. Mustopa, Sp.PD.
dr. Mustopa, Sp.PD merupakan dokter spesialis penyakit dalam.
Ia menjalankan praktik di 2 rumah sakit di Jawa Tengah.
Yakni rumah sakit Nirmala Suri Sukoharjo dan rumah sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
Sebelum menjadi dokter, dr. Mustopa, Sp.PD menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UNS.
Baca juga: drg. Anastasia Ririen Sebut Invisalign Tak Bisa Digunakan Pada Kasus Gigi Gingsul yang Berlebihan
Kemudian dr. Mustopa, Sp.PD melanjutkan pendidikan dokter spesialis penyakit dalam di Fakultas Kedokteran UNS.
dr. Mustopa, Sp.PD akan menjawab berbagai pertanyaan terkait penyakit dalam sebagai berikut.
Pertanyaan:
Permisi dokter, mohon diizinkan untuk bertanya ya dok.
Dok, apa saja faktor-faktor risiko terjadinya batu empedu?
Terima kasih.
Husna, Tinggal di Kartasura.
Baca juga: dr. G. Iranita Dyantika Beberkan Tahapan Pengobatan Kanker Serviks Berdasarkan Metode dr. Ibnu Sina
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Mustopa, Sp.PD Menjawab:
Ada beberapa faktor risiko terjadinya batu empedu.
Batu empedu sering terjadi pada wanita dengan usia 40 tahun ke atas.
Seseorang berisiko mengalami batu empedu jika sering konsumsi makanan tinggi lemak, kurang serat, dan suka makanan yang tinggi kolesterol.
Serta penurunan berat badan yang drastis, memiliki riwayat sering konsumsi obat kolesterol, ada riwayat keluarga yang pernah mengalami batu empedu, dan mengalami kegemukan atau obesitas.
Baca juga: Bisakah Pengobatan Kanker Serviks Tanpa Operasi dan Kemoterapi? Begini Ulasan dr. Iranita Dyantika
Bisa juga menderita gangguan pencernaan, diabetes, penyakit liver, dan terjadi kelainan darah.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.