TRIBUNHEALTH.COM - Salah satu kondisi terkait pernapasan yang biasa dijumpai adalah asma.
Penyakit ini membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas.
Penyebab penyakit ini adalah peradangan pada saluran pernapasan.
Akibatnya, jalur pernapasan menjadi sangat sensitif, hingga menyempit untuk sementara.
Kondisi seperti ini bisa terjadi secara acak ataupun setelah terpapar pemicu tertentu, sebagai berikut, dilansir TribunHealth.com dari laman resmi NHS.
- Alergi (misalnya tungau debu rumah, bulu binatang atau serbuk sari)
- Asap, polusi, dan udara dingin
- Olahraga
- Infeksi seperti pilek atau flu
Jika sedang kambuh, asma menunjukkan gejala sebagai berikut.
- Suara siulan saat bernafas (mengi)
- Sesak napas
- Dada terasa kencang
- Batuk
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Dilakukan saat Terkena Serangan Asma, Tetap Tenang dan Jangan Panik
Baca juga: dr. Theresia Monica Rahardjo, SpAn Jelaskan Metode Plasma Konvalesen (TPK) untuk Pasien Covid-19
Terkadang, gejala bisa memburuk untuk sementara waktu.
Kondisi ini dikenal sebagai serangan asma.
Umumnya, asma merupakan masalah kesehatan jangka panjang.
Terlebih lagi jika baru dialami saat usia dewasa.
Sebaliknya, asma pada anak-naka terkadang bisa membaik selama remaja.
Namun masalah serupa tetap berpeluang terjadi lagi di kemudian hari.
Jika pemicu diketahui pasti, menghindarinya bisa membantu untuk mengontrol gejala asma.
Baca juga: dr. Fariz Nurwidya Sp.P : Seseorang dengan Penyakit Asma Memiliki Saluran Pernafasan Lebih Sensitif
Baca juga: Tak Hanya Sulit Bernafas, Asma Dapat Menimbulkan Gejala Mengi, Batuk, dan Nyeri Dada
Apabila perlu, penderita asma bisa menggunakan inhaler.
Alat ini memiliki dua jenis utama sebagai berikut.
- Inhaler pereda – digunakan saat dibutuhkan untuk meredakan gejala asma dengan cepat dalam waktu singkat
- Inhaler pencegah – digunakan setiap hari untuk mencegah gejala asma terjadi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)