TRIBUNHEALTH.COM - Pada dasarnya, terdapat 2 masalah pada gusi apabila tidak dirawat dengan baik.
Pertama, peradangan gusi atau gingivitis.
Gingivitis atau peradangan gusi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang menyebabkan gusi bengkak hingga meradang.
Penyebab utama gingivitis adalah kebersihan mulut yang tidak terjaga.
Seseorang yang menyikat gigi dan sering mengonsumsi makanan manis ataupun asam, tidak rutin memeriksakan gigi ke dokter merupakan orang yang bereiko tinggi mengalami gingivitis.

Baca juga: Perlunya Menjaga Pola Makan Sehat untuk Tetap Menjaga Kestabilan Kadar Kolesterol
Ciri khas atau tanda-tanda dari gingivitis adalah gusi mudah berdarah saat menyikat gigi.
Biasanya peradangan gusi ini akibat dari adanya debris atau sisa makanan yang terakumulasi menjadi plak atau karang gigi.
Plak dan karang gigi muncul pada permukaan gigi dan sampai pada sub gingiva, yaitu di bawah gusi pada daerah terbuka di pinggiran gusi.
Akibat adanya karang gigi memancing terjadinya infeksi pada gusi.
Sehingga gusi bisa mengalami hiperplasia atau hipertropi gingiva.
Hiperplasia dan hipertopi gingiva yaitu terlihat pada permukaan gigi dan terjadi pembengkakan pada gusi tersebut.
Baca juga: Keluhan Nyeri pada Tenggorok saat Berpuasa Bisa Diakibatkan oleh Tubuh yang Kekurangan Cairan
Gusi menjadi sangat sensitif sekali, hanya disentuh saja mudah berdarah.
Tanda-tanda dari peradangan gusi adalah saat menyikat gigi, terjadi perdarahan gusi.
Apabila gingivitis tidak mendapatkan perawatan dengan baik, maka akan dilakukan scaling untuk membersihkan karang gigi.
Scaling bertujuan untuk mengangkat penyebab dari peradangan gusi.
Jika peradangan gusi diakibatkan karena adanya plak, maka dilakukan pembersihan karang gigi.
Peradangan gusi lebih lanjut akan menjadi periodontitis.
Baca juga: drg. Sarah Mersil Jelaskan Beberapa Penyebab Gangguan Penyakit Mulut yang Jarang Disadari
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi.
Apabila terjadi periodontitis, maka infeksi sudah meluas.
Bukan hanya pada pinggiran gusi, tetapi sudah memasuki sampai jaringan pendukung dari gigi dibawah gusi seperti tulang alveolar.
Jika lebih parah, dapat mengakibatkan terjadinya kegoyangan gigi dan lambat laun bisa terlepas.
Kegoyangan gigi biasa disebut dengan periodontitis marginalis kronis yang disertai dengan resesi gingiva.
Resesi gingiva artinya kondisi gusi mengalami penurunan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com, bersama dengan Dr. drg. Munawir Usman, S.KG., M.AP. Selasa (30/3/2021).
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)