TRIBUNHEALTH.COM - Nyeri dada adalah kondisi ketika dada merasa seperti tertusuk, tertekan, dan perih.
Nyeri dada bisa dirasakan di sebelah kanan, kiri ataupun tengah.
Nyeri dada bisa berlangsung sebentar ataupun dalam waktu berhari-hari tergantung dengan penyebabnya.
Gejala nyeri dada yang dirasakan setiap orang akan berbeda-beda bergantung dengan penyebab yang mendasarinya.
Sesak nafas bisa terjadi secara tiba-tiba dan berbagai hal penyebabnya.
Keluhan sesak nafas bisa mulai dari yang ringan hingga sesak nafas berat.

Baca juga: Selain dari Jenis Makanan, Berikut Hal yang Perlu Dilakukan Sebagai Upaya Pencegahan Penuaan Dini
Meski sesak nafas tidak selalu tergolong berbahaya, dan terkadang bisa hilang dengan sendirinya.
Namun sesak nafas tidak boleh dianggap masalah sepele.
Sesak nafas ditandai dengan kondisi sulit benafas atau tidak mendapat cukup asupan udara.
Agar sesak nafas mendapatkan penanganan yang tepat, sangat penting untuk mengetahui penyebab dari sesak nafas tersebut.
Penyakit asma bersifat episodik, rasa sesak yang timbul berulang.
Pernah memiliki riwayat sesak sebelumnya, mengalami sesak yang sembuh namun kambuh kembali.
Baca juga: Adakah Jenis Makanan yang Dapat Mencegah Proses Penuaan Dini? Berikut Penjelasan dr. Fiarry
Untuk gejala yang mengarah ke kardiovaskular atau jantung berada di sebelah kiri.
Alangkah baiknya jika mengalami keluhan yang menetap, seperti nyeri bertambah dan sesak menetap alangkah baiknya dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan rongent atau rekam jantung.
Jika rasa nyeri mulai mereda, kemungkinan berasal dari otot-otot dada.
Misalkan mengalami radang otot atau otot tegang menjadi salah satu penyebabnya.
Apabila nyeri tersebut menetap, harus benar-benar diwaspadai.
Dalam jangka waktu 1 hingga 2 hari bisa diketahui penyebab dari nyeri tersebut, apakah karena otot tegang ataupun peradangan otot.
Dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari intensitas keluhan semakin sesak atau semakin nyeri harus diwaspadai dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Hermawan Setiyanto Sp. P. Seorang dokter spesialis paru. Kamis (8/7/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)