TRIBUNHEALTH.COM - Infertilitas atau ketidaksuburan adalah salah satu penyebab sulitnya pasangan untuk memiliki keturunan.
Menikah dan memiliki buah hati adalah yang didambakan semua pasangan.
Hadirnya buah hati akan memberi kebahagiaan dalam suatu hubungan.
Sehingga tidak heran apabila banyak orang begitu serius mempersiapkan kehamilan dan kehadiran buah hati.
Beberapa diantaranya, bahkan ada pasangan yang sudah mulai mempersiapkannya bersamaan dengan persiapan pernikahan.
Tidak jarang juga beberapa pasangan yang sudah mempersiapkan kehamilan dalam waktu yang cukup lama belum dikaruniai keturunan.

Baca juga: Bakteri pada Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan Dapat Menyebabkan Peradangan Gusi
Infertilitas adalah ketidak mampuan menghamili atau hamil pada usia 2 tahun pernikahan atau 2 tahun menikah.
Biasanya pada pria karena sperma bermasalah atau pada wanita biasanya karena sel telur yang kurang atau kecil lalu saluran rahim yang tersumbat dan hormon bermasalah.
Solusi untuk seseorang yang mengalami infertilitas medical sexologist antara lain:
1. Pria : cek analisa sperma.
2. Wanita : periksa HSG ( Histero salpingografi ), USG rahim dan indung telur, cek hormon
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Underbite atau Rahang Bawah yang Maju? Simak Ulasan drg. Munawir H. Usman
Dari makanan tidak ada yang berpengaruh terhadap kesuburan seseorang.
Life style yang bisa mempengaruhi infertilitas antaralain merokok, alkohol dan narkoba serta pemakaian steroid hormon di luar indikasi dapat merusak sperma.
Untuk wanita konsumsi alkohol, rokok dan narkoba juga dapat merusak reproduksi wanita.
Berikut adalah penjelasan dr. Binsar Martin Sinaga, seorang medical sexologist.
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS merupakan Medical Sexologist di Klinik RMC Depok, MMAC Jakarta Selatan, dan Renata Medical Clinic Bogor.
Baca juga: Ahli Gizi, Rita Ramayulis Sebut Jika Susu Steril Jauh Lebih Aman Dikonsumsi, Begini Alasannya
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1990 hingga tahun 1997.
Pada tahun 2006, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menyelesaikan program Magister Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tak hanya sampai disitu, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS melanjutkan pendidikan Intensive Seksologi di Fakultas Kedokteran Udayana Denpasar pada tahun 2006-2008.
Sejak tahun 2010 dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS aktif menjadi pembicara dalam seminar awam yang membahas mengenai seksualitas.
Ia sempat menjadi Kepala Puskesmas Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada tahun 1999 hingga tahun 2001.
Baca juga: Ahli Gizi, Rita Ramayulis Paparkan bahwa Pola Tidur yang Tak Baik Bisa Melemahkan Imunitas Seseorang
Setelah itu pada tahun 2001-2003 ia bekerja di Perusahaan Farmasi.
Ia juga pernah menjadi dokter di rumah sakit Sentra Medika Depok selama kurang lebih 3 tahun, yakni pada tahun 2003-2006.
Sesaat setelah bekerja di rumah sakit Sentra Medika, ia bekerja menjadi dokter selama 2 tahun di rumah sakit Pantai Indah Kapuk pada tahun 2006-2008.
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS sempat menjadi dosen di Swiss German University Jakarta pada tahun 2008-2010.
Sebagai dokter, ia aktif menjadi narasumber.
Di tahun 2005-2010, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dipercaya menjadi narasumber di Talk Show Radio Sonora (SEXY) setiap hari Kamis pukul 22.00-23.59 WIB.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengelola Stres saat Kehilangan Pekerjaan? Bagini Ulasan Psikolog Listyaningati,M.Psi
Hingga kini dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menjadi Medical Sexologist di beberapa klinik.
Profil lengkap dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS bisa dilihat disini.
Pertanyaan:
Adakah terapi untuk mengatasi infertilitas untuk pria dok?
Anggra, Solo
dr. Binsar Martin Sinaga menjawab:
Untuk pria dengan obat :
1. Untuk meningkatkan jumlah sperma, untuk mempercepat gerak sperma dan memperbaiki bentuk sperma.
2. Bila jumlah sperma 0 maka akan dilakukan biopsi di testis / pengambilan sperma melalui jarum aspirasi yang ditusukkam di testis.
3. Bila ditemukan varices di pembuluh darah testis / varicocele yang dapat merusak testis sehingga tidak dapat memproduksi spermatozoa maka dilakukan operasi memperbaiki pembuluh darah yang rusak / mengalami gangguan tersebut.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)