Breaking News:

Adakah Risiko setelah Pemasangan Kawat Gigi? Berikut Penjelasan drg. Munawir

Kawat gigi atau behel digunakan untuk memperbaiki tampilan gigi yang tidak rata dan posisi rahang tak benar. Adakah resiko dari pemasangan kawat gigi?

Pexels.com
Ilustrasi pemasangan behel gigi. 

TRIBUNHEALTH.COM - Tidak semua orang memiliki struktur atau susunan gigi yang rapi.

Dengan hal demikian, banyak yang mengupayakan perawatan gigi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kawat gigi atau behel digunakan untuk memperbaiki tampilan gigi yang tidak rata dan posisi rahang tidak benar.

Penggunaan kawat gigi ini sering dikaitkan dengan perawatan gigi untuk usia anak dan remaja.

Karena pada usia anak dan remaja kerap terjadi susunan gigi yang tidak rapi.

Sebenarnya tidak ada batasan usia dalam penggunaan kawat gigi.

Ilustrasi pemasangan behel gigi.
Ilustrasi pemasangan behel gigi. (Pexels.com)

Baca juga: Waspasa, Gaya Hidup Tidak Sehat dan Penyakit Tertentu Dapat Menyebabkan Gangguan Kesuburan

Perlu diketahui bahwa kita tidak bisa asal saja untuk pemasangan kawat gigi.

Sebenarnya selain fungsi merapikan atau estetika, dengan kawat gigi juga dapat berfungsi untuk memperbaiki pengunyahan (mastikasi) dan memperbaiki fungsi bicara (fonasi).

Berdasarkan penggunaan ada 2 yaitu kawat gigi cekat (fix) dan kawat gigi lepasan (removable).

Tidak ada kondisi khusus yang menentukan pemakaian kawat gigi, kecuali pada kondisi-kondisi khusus seperti ada bad habit (kebiasaan2 buruk).

2 dari 3 halaman

Kebiasaan buruk seperti seperti bruxisme dianjurkan untuk tidak menggunakan yg removable atau keadaan oral hygiene yang buruk tidak cocok yang fix.

Baca juga: Mengurangi Permasalahan Gigi Selama Pandemi dengan Menjaga Kebersihan Rongga Mulut

Adakah resiko setelah pemasangan kawat gigi?

Berikut adalah penjelasan Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP. seorang dokter gigi.

Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP merupakan dokter gigi di Rumah Sakit Undata, Jl. RE. Martadinata Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Gigi di UNHAS pada 2005.

Pada tahun 2007, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menyelesaikan program profesi Kedokteran Gigi di UNHAS.

Tak hanya sampai di situ, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP melanjutkan pendidikan S2 dengan jurusan Administrasi Publik di UNTAD pada tahun 2016-2018.

Baca juga: Tak Asal Saja, Menyikat Gigi Memiliki Teknik yang Tepat. Berikut Ulasan drg. Anastasia

Setelah menyelesaikan pendidikan S2, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP melanjutkan pendidikan S3 dengan jurusan Administrasi Publik di UNTAD pada tahun 2018-2021.

Selain praktik di Rumah Sakit Undata Kota Palu, Dr. drg. Munawir H. Usman membuka klinik di Apotek Amanda, Jl. Jati Baru, Kota Palu.

Sebagai dokter gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP aktif dalam berbagai penelitian.

3 dari 3 halaman

Tak hanya itu, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP juga kerap mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.

Sebelum bekerja di Rumah Sakit Undata Kota Palu, ia juga sempat bekerja di Puskesmas Parabu pada tahun 2010-2016.

Baca juga: dr. Haidar Zain: Irama Jantung yang Tidak Normal Bisa Menyebabkan Seseorang Mengalami Henti Jantung

Selain itu, ia juga pernah menjadi Direktur di RSUD Pasangkayu pada tahun 2016-2018.

Profil lengkap Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP bisa dilihat disini.

Pertanyaan:

Adakah resiko dari pemasangan kawat gigi dok?

Anggra, Solo

Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menjawab:

Tidak ada, tapi kalau pemasangan yang tidak tepat atau dipasang yang bukan dokter gigi atau drg. orthodontik maka bisa beresiko dan berakibat fatal.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKawat GigiBehel GigiBehelDampak Pasang BehelDr. drg. Munawir H. Usman SKG. MAP
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved