TRIBUNHEALTH.COM - Dampak dari pandemi Covid-19, sudah hampir 2 tahun anak-anak belajar di rumah dengan bimbingan orangtuanya.
Namun, saat ini pembelajaran tatap muka atau PTM sudah mulai dilaksanakan kembali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
Anak-anak mulai masuk sekolah, mulai belajar dengan guru dan bertemu dengan teman-temannya.
Dengan kondisi yang masih terbatas ini, kondisi mental anak juga harus disipakan, karena sebelumnya anak-anak belajar dengan orangtua dan sekarang mulai belajar dengan guru.
Dilansir TribunHealth.com, Psikolog Listyaningati, M.Psi berikan tanggapan mengenai hal tersebut dalam tayangan YouTube Tribunjabar Video.
Psikolog Listyaningati menyebutkan belajar di rumah bersama orangtua dan belajar di sekolah bersama guru merupakan dua fenomena yang sangat berbeda.
Pasalnya fenomena ini juga akan mempengaruhi mental dari masing-masing anak tersebut, sehingga guru harus memiliki peran besar untuk anak-anak atau muridnya.
Baca juga: Psikolog Listyaningati, M.Psi Paparkan Beberapa Kekhawatiran yang Mungkin Muncul Saat PTM

Mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi mental dari anak-anak?
Psikolog Listyaningati menjelaskan, keluarga dari murid memiliki perbedaan satu sama lain.
Ketika ada keluarga atau anak yang tumbuh pada keluarga yang tidak peduli, maka anak tersebut pasti kurang bimbingan dari orangtua dan pasti akan lebih senang ketika ia kembali ke sekolah.
Namun, ada juga keluarga yang membimbing anaknya belajar dengan intens.
Kedua hal ini sangat berpengaruh pada proses belajar sang anak. Sehingga anak yang dari keluarga yang tidak peduli akan lebih tertinggal materi belajarnya.
Selain itu, pada masa pandemi covid-19 ini juga ada perubahan peran yang terjadi.
Peran yang awalnya pembelajaran dipegang oleh guru, pada masa covid-19 ini peran mengajar harus dibantu oleh orangtua.
Psikolog Listyaning sebut tidak sepenuhnya peran tersebut diserahkan oleh orangtua, karena sekolah juga masih melakukan pembelajaran secara daring.
Namun mengenai pembimbingan langsung memang beralih ke orangtua.
Ketika peran ini beralih kepada orangtua, beberapa orangtua juga mengalami kendala akan hal tersebut.
Karena tidak semua orangtua memiliki kemampuan melakukan pembimbingan belajar pada anaknya.
Artinya kualitas atau kemampuan orangtua melakukan pembelajaran dalam belajar juga bermacam-macam.
Orangtua yang memiliki kemampuan membimbing anak dalam belajar, anak akan bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Namun jika orangtua tidak memiliki kemampuan tersebut, maka anak akan mengalami ketertinggalan pelajaran.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka, dr. S.T Andreas Tegaskan Kedua Pihak Harus Mematuhi Protokol Kesehatan

Sehingga saat pembelajaran tatap muka atau PTM berlangsung, muncul ke khawatiran mengenai ketertinggalan pelajaran.
Kekhawatiran tersebut bisa muncul dari diri anaknya sendiri dan bisa muncul dari orangtua juga.
Tantangan sudah pasti akan ditemui oleh guru di sekolah.
Guru harus cermat bahwa ada karakteristik yang berbeda-beda pada siswa karena perlakukan yang berbeda pula di rumahnya masing-masing.
Anak-anak mungkin ada yang cukup cepat dalam menyesuaikan diri saat pembelajaran tatap muka atau PTM atau mungkin ada yang susah menyesuaikan.
Sehingga kondisi mental sang anak juga harus disipakan sebelum melakukan pembelajaran tatap muka atau PTM.
Selain itu, saat pembelajaran tatap muka atau PTM guru memiliki peran yang sangat besar, agar anak bisa memahami materi-materi yang telah tertinggal sebelumnya dan segera bisa menyesuaikan dengan yang lainnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Psikolog Listyaningati, M.Psi dalam tayangan YouTube Tribunjabar Video pada 20 0ktober 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma)