TRIBUNHEALTH.COM - Osteoporosis merupakan kondisi pengeroposan tulang yang bisa terjadi pada siapa saja.
Namun, perempuan lebih banyak menderita penyakit ini.
Meski demikian masih tak banyak yang memperhatikan kesehatan tulang mereka.
Hal itu disampaikan oleh Dr Lim Lian Arn, ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Gleneagles.
“Hanya sedikit wanita yang memikirkan kekuatan atau massa tulang sampai di kemudian hari atau ketika mereka mengalami patah tulang yang terkait dengan massa tulang yang rendah,” kata Dr Lim Lian Arn kepada CNA, dikutip TribunHealth.com, Rabu (20/10/2021).
“Pada saat itu, bagaimanapun, sudah, dalam arti tertentu, sudah terlambat dalam permainan,” katanya.
Baca juga: Keluhan Sakit pada Tulang Belakang Bisa Disebabkan Adanya Cedera secara Tiba-tiba
Baca juga: Patah Tulang Dikaitkan dengan Kerapuhan, Studi Terbaru: Berisiko Terjadi Lagi di Masa Mendatang

Kondisi penurunan massa dan kualitas tulang, yang mengarah pada peningkatan risiko patah tulang, inilah yang menggambarkan osteoporosis.
Ini lebih sering terjadi pada wanita.
Di Eropa dan Amerika Serikat, 30 persen wanita mengalami osteoporosis dan diperkirakan 40 persen wanita pascamenopause di wilayah ini akan mengalami patah tulang di beberapa titik, kata Dr Chew Chee Kian, ahli endokrinologi di Rumah Sakit Tan Tock Seng. TTSH).
Di Singapura, tingkat kejadian patah tulang pinggul meningkat lima kali lipat pada wanita antara tahun 1960-an dan 1990-an, di tengah "penuaan populasi yang cepat" di negara itu, kata Dr Chew.
Baca juga: Perempuan Lebih Berisiko Terkena Osteoporosis, Ada Jenis Lain yang Bisa Serang Anak-anak
Baca juga: Tahukah Anda Bahwa Osteoporosis 3X Lebih Tinggi pada Perempuan daripada Laki-Laki?

Jumlah patah tulang pinggul dikatakan 3.199 pada 2018 dan diproyeksikan meningkat menjadi 11.462 pada 2050, katanya.
Mengetahui pola perubahan massa tulang sepanjang umur wanita dapat memengaruhi strategi yang digunakan wanita untuk mengurangi risiko osteoporosis, dan lankah ini harus dilakukan lebih awal, bukan nanti.
“Osteoporosis dapat terjadi pada setiap tahap kehidupan seorang wanita, meskipun lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause,” kata Dr Chew.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)