TRIBUNHEALTH.COM - Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas, dr. Tan Shot Yen sebut jajanan untuk anak remaja zaman sekarang seperti makanan orang asing.
Remaja merupakan sebuah masa transisi dimana banyak sekali panduan untuk anak yang sedang tumbuh kembang.
Panduan anak yang tumbuh kembang dimulai dari MPASI hingga panduan bagi orang dewasa dalam konsumsi makanan.
Anak remaja merupakan anak yang sudah bukan anak kecil lagi, namun juga belum cukup dewasa.
Pasalnya anak usia ini adalah anak yang sedang konsumtif dalam mengkonsumsi makanan terutama adalah jajanan.
Dengan didukungnya perkembangan zaman, anak zaman sekarang sudah bisa menggunakan uang saku virtual dan bahkan sudah bisa melakukan pesan makanan online dan bisa delivery kapan saja.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas, dr. Tan Shot Yen dan juga Dokter Anak dan Penggiat Kesehatan Remaja, dr. Fransisca Handy, Sp.A, IBCLC memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Minggu Sehat.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Sebut Frozen Food Aman Dikonsumsi Jika Dibuat Sendiri

Dalam penjelasannya tersebut, dr. Fransisca memberikan penjelasan jika perhatian yang kita berikan terhadap tumbuh kembang remaja tidak sebanding dengan perhatian yang kita berikan pada bayi yang baru lahir.
Menurutnya fase perkembangan remaja adalah fase perkembangan yang tidak kalah penting dengan 1000 hari pertama pada bayi yang banyak sekali programnya.
Masa pertumbuhan remaja tidak luput dari proses dalam pembentukan selera makan dan juga jajan.
Pasalnya seorang anak remaja sangatlah menyukai jajan yang manis dan tidak jauh dari permasalahan gula, garam, dan juga lemak.
Konsumsi yang seperti ini dan tidak dikontrol oleh orangtua membuat para remaja memiliki masalah kesehatan yang seharusnya tidak terjadi di usia remaja.
"Belakang ini menemui kasus-kasus obesitas yang tidak kalah mengerikan dibandingkan dengan mereka yang wasting atau badannya kurus."
"Di sisi lain juga ditemui penyakit tidak menular, seperti tingginya tekanan darah, tingginya gula, dan tingginya kolesterol yang sudah terjadi pada usia anak remaja," papar dr. Tan.
"Saya prihatin sekali kalau lihat remaja zaman sekarang, ngerinya bukan main," lanjutnya.
dr. Tan menyebutkan makanan atau jajanan jaman sekarang tidak luput dari toping.
Dari makanan hingga minuman sekarang sudah menggunakan toping dan tidak kira-kira dalam penggunaan gulanya.
Selain itu, dr. Fransisca juga melanjutkan penjelasannya jika pada alur globalisasi, modernisasi saat ini pola makan manusia makin lama makin seragam dan tidak bisa dibendung.
Baca juga: Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum Tegaskan Jika Lemak Nabati Sama Sekali Tidak Mengandung Kolesterol

Ia menyebutkan bahwa makanan remaja sebenarnya tidak jauh berbeda dengan makanan orang dewasa yang ada disekelilingnya.
"Sebelum masuk usia remaja, sebenarnya ada masa emas dimana orangtua itu berperan besar untuk membentuk selera makan sang anak," terang dr. Fransisca.
"Makan itu biasanya apa yang ada dan diselerakan dengan saat itu, dan biasanya dibentuk di rumah."
"Setelah anak remaja, orangtua biasanya tidak lagi memperhatikan detail makanan anak, dan perhatiannya beralih ke pendidikan. Padahal konsumsi makan anak remaja juga harus sangat diperhatikan," lanjutnya.
dr. Fransisca memaparkan jika orangtua dapat membentuk selera makan anak di masa pra remaja, yaitu bisa dimulai sejak anak masih SD.
"Itu adalah masa emas anak, dan disitu juga orangtua bisa berbicara bermacam-macam risiko yang ditakutkan orangtua, mulai dari soal kehamilan, sex education, dan lifestyle bisa diajarkan saat masa pra remaja," jelas dr. Fransisca.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas, dr. Tan Shot Yen dan juga Dokter Anak dan Penggiat Kesehatan Remaja, dr. Fransisca Handy, Sp.A, IBCLC dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Minggu Sehat 18 September 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma)