Breaking News:

dr. Renan Hermawan, Sp.P: Emfisema dan Bronkitis Kronis Bisa Berkembang Menjadi PPOK

Penyakit paru obtruktif kronik yakni peradangan paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang. Penyakit ini sering menyerang usia paruh baya.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
tribun.health.com
ilustrasi paru-paru penderita PPOK 

TRIBUNHEALTH.COM - PPOK adalah singkatan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

Penyakit paru obtruktif kronik yakni peradangan paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang.

Kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah emfisema dan bronkitis kronis.

Penyakit bronkitis kronis terjadi kerusakan pada saluran bronkus dan pada emfisema terjadi kerusakan di alveolus.

Penyakit paru obstruktif kronik paling sering menyerang usia paruh baya yang menjadi perokok berat.

ilustrasi paru-paru penderita PPOK
ilustrasi paru-paru penderita PPOK (tribun.health.com)

Baca juga: Amankah Pasien Penyakit Jantung Melakukan Vaksin Covid-19? Berikut Ulasan dr. Isman Firdaus

Penyebab dari penyakit paru obstruktif kronik adalah paparan asap rokok dalam jangka waktu yang lama dan polusi.

Penyakit paru obstruktif kronik berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala khusus di awal.

Gejala yang dialami akan muncul setelah bertahun-tahun ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru.

Gejala dari penyakit paru obtruktif kronik ialah:

- Sesak nafas

2 dari 3 halaman

- Batuk berlendir

Baca juga: Kalkulus Hanya Bisa Dibersihkan oleh Dokter Gigi, Begini Penjelasan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen

- Keterbatasan aktivitas

- Mudah lelah

Cara pengobatan penyakit paru obstruktif kronik ialah dengan cara diberikan obat pelega.

Obat pelega termasuk obat untuk melonggarkan saluran nafas.

Tujuan dari pengobatan penyakit paru obstruktif kronik yaitu untuk meningkatkan ualitas hidup.

Karena kondisi paru-paru sudah mengalami kelinan dan sudah mulai kaku (kurang elastis).

Baca juga: dr. Adniana Nareswari, Sp.DV Jelaskan Upaya yang Perlu Dilakukan untuk Mendapatkan Kulit Sehat

Oleh karena itu sifatnya disebut dengan kronik progresif.

Apabila dengan pengobatan, satu macam obat sja masih ada keluhan maka dokter akan menambahkan obat pelega.

Tujuan dari penambahan obat pelega adalah agar tercapainya kondisi yang lebih baik.

3 dari 3 halaman

Penderita penyakit paru obstruktif kronik harus mengonsumsi obat secara rutin untuk mengurangi rasa sesak.

Jika tidak mengonsumsi obat biasanya akan mengganggu aktivitas.

Pengobatan untuk penderita penyakit obstruktif kronik bukan bersifat menyembuhkan tetapi meningkatkan kualitas hidup.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Hermawan Setyanto Sp.P. Seorang dokter spesialis paru. Rabu (2/12/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Renan HermawanBronkitispenyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved