Breaking News:

Kekerasan Akan Berdampak Terhadap Mental dan Pengendalian Anak hingga Dewasa

Kekerasan pada anak sering terjadi akibat perlakuan orangtua yang kurang mengontrol emosinya. Kekerasan bisa berupa seksual, fisik, verbal, psikologis

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
Tribunnews.com
Ilustrasi dampak kekerasan terhadap anak 

TRIBUNHEALTH.COM - Para orangtua tidak boleh menganggap remeh kekerasan pada anak.

Kekerasan terhadap anak bisa berupa kekerasan seksual, kekerasan fisik, verbal, psikologis, eksploitasi hingga pengabaian terhadap kesejahteraanya.

Hal ini rentan terjadi dirumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar atau komunitas masyarakat.

Sayangnya,dampak dari kekerasan pada anak bisa berkepanjangan hingga mereka tumbuh dewasa bahkan mempengaruhi dikap anak dimasa depan.

Sebelum memasuki masa perkembangan remaja, perkembangan anak usia 6-9 tahun perlu diperhatikan.

Ilustrasi dampak kekerasan terhadap anak
Ilustrasi dampak kekerasan terhadap anak (Tribunnews.com)

Baca juga: BPOM Amerika Tak Beri Rekomendasi Booster Vaksin untuk Masyarakat Umum, Khusus Kelompok Berisiko

Hal tersebut meliputi perkembangan kognitif, perkembangan sosial, perkembangan fisik, dan perkembangan emosi anak.

Salah satu yang menjadi perhatian pada perkembangan emosi seoranga anak yaitu mengenai kekerasan.

Proses belajar pada anak adalah dengan meniru.

Apabila orangtua mudah marah, dan melakukan kekerasan maka pengendalian diri pada anak akan berkurang.

Secara tidak langsung, anak akan menjadi lebih mudah marah dan mudah merasa kesal.

Baca juga: dr. Andhika Sebut Penyintas Covid-19 Tak Boleh Olahraga Berat, Bagaimana Biar Perut Tak Jadi Buncit?

2 dari 3 halaman

Pengendalian diri apa anak akan meniru dari orangtuanya.

Trauma yang membekas pada anak tersebut akan hilang sangat tergantung pada kondisi lingkungan.

Jika kekerasan pada anak tersebut hanya terjadi satu kali, namun disalah satu sisi anak mendapatkan kebaikan dari kedua orangtua misalnya anak sering diajak bermain, diajak jalan-jalan, dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Maka bisa saja anak akan mudah memaafkan kedua orangtuanya.

Sehingga secara jangka panjang, kekerasan yang hanya dilakukan sekali ebenarnya tidak menimbulkan trauma.

Namun, ada juga anak merasa sulit menghilangkan trauma tersebut, karena begitu menyakitkan apa yang dilakukan oleh orangtuanya ketika memberikan kekerasan pada anak.

Baca juga: Stres, Kelelahan, dan Gangguan Nutrisi Dapat Sebabkan Sariawan, Begini Penjelasan dr. Sarah Mersil

Dampak yang tidak diimbangi dengan bermain, makan yang kurang, dan pendidikan yang kurang akhirnya anak akan mengalami trauma jangka panjang dan sulit memaafkan kedua orangtuanya.

Perasaan benci antara anak terhadap orangtua bisa sampai dewasa bahkan sampai anak-anak tumbuh pada usia tua.

Perasaan benci terhadap orangtua akan berdampak terhadap kepribadian seseorang.

Kepribadian seseorang bisa dipengaruhi oleh pola asuh orangtua dan bagaimana orangtuanya memperlakukan pada anak.

3 dari 3 halaman

Trauma yang dialami oleh anak bisa disebabkan oleh dukungan sportif dari lingkugan sekitar.

Situasi lingkungan akan sangat mempengaruhi kepribadian anak.

Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health, bersama dengan Adib Setiawan, S.si., M.Psi. Seorang psikolog keluarga. Selasa (1/6/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comkekerasan pada anakkekerasan fisikParentingAdib Setiawan S.Psi. M.Psi. Strict Parents
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved