TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini sedang tren childfree di dalam kehidupan rumah tangga.
Terutama hal ini sering dijumpai di luar negeri.
Menurut psikolog, setiap orang memiliki hak asasi manusia untuk memiliki suatu pandangan tertentu.
Dilansir oleh Tribunhealth.com Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. menjelaskannya dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 13 September 2021.
Tentu boleh saja seseorang yang memiliki pandangan untuk childfree atau tidak memiliki seorang anak.
Baca juga: dr. Caryn Miranda Saptari Sarankan untuk Tidur Terlentang Agar Hasil Filler Wajah Lebih Maksimal
Hal ini sah dan boleh-boleh saja sepanjang akan memberikan konsekuensi atas dirinya atau pasangannya.
Psikolog menyebutkan jika pandangan ini boleh saja.

Sepanjang tidak mengganggu orang lain.
Banyak faktor yang membuat pasangan suami istri memutuskan untuk childfree.
Bisa saja dari awal sulit mendapatkan keturunan.
Sehingga suatu pasangan memutuskan untuk childfree.
Baca juga: Menurut drg. Farra Nadiya Keunggulan Clear Aligner Dapat Dilepas Pasang Secara Mandiri Oleh Pasien
Bisa juga karena masalah karir.
Selain itu, bisa juga saat kecil terjadi traumatik karena diperlakukan oleh kedua orang tua.
Sehingga ia merasa tidak mampu mengasuh anak dengan baik.
Keempat bisa juga ia sudah cukup senang dengan kehidupan dewasa atau tanpa anak-anak.

Sehingga ia cukup terganggu dengan adanya anak.
Mungkin bisa juga disebabkan karena faktor ekonomi.
Baca juga: drg. Farra Nadiya: Perlu Memakai Clear Aligner Selama 22 Jam Sehari untuk Efektivitas Maksimal
Penjelasan Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 13 September 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.