TRIBUNHEALT.COM - Obat biru merupakan salah satu jenis obat yang diketahui efektif dalam meningkatkan kualitas dalam berhubungan seksual.
Penggunaan obat biru ini seringkali dinamai dengan obat kuat.
Obat biru sudah beredar di tengah masyarakat sejak puluhan tahun yang lalu.
Manfaat penggunaan obat biru ini, juga telah disetujui oleh dokter.
Baca juga: Mengenal Varikokel yang Bisa Berakibat Kemandulan pada Pria, Simak Ulasan dr. Rahmawati, Sp.And
Salah satunya yaitu Dokter Spesialis Andrologi, dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And.
Meski demikian, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube TribunTimur, ia menuturkan, bahwa penggunaan obat biru juga tak bisa sembarangan.
Masyarakat yang mengonsumsi obat ini harus dengan pengawasan dokter.

Pasalnya, penggunaan obat kuat dengan dosis berlebihan juga bisa menimbulkan efek samping pada organ tubuh.
Salah satunya bisa menyebabkan masalah pada organ jantung.
Baca juga: Inilah Syarat Sebelum Melakukan Pemeriksaan Sperma, Simak Penjelasan dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
"Harus diawasi oleh dokter karena tidak boleh dengan dosis berlebihan."
"Karena efeknya bisa sampai ke jantung, kemudian pusing. Jadi memang harus diawasi," terang Rahmawati.
Waspada Obat Herbal
Selain penggunaan obat biru yang perlu diperhatikan dosis dalam mengonsumsinya.
Obat herbal juga tak luput untuk diperhatikan.

Pasalnya, kata Rahmawati, banyak obat herbal yang sebenarnya merupakan obat kimia.
Seringkali seseorang mengonsumsi obat herbal ini langsung merasakan manfaat atau efeknya.
Padahal obat tersebut telah mengandung dosis yang tinggi.
Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Jabarkan Berbagai Cara dalam Menjaga Kesehatan Seksual
"Dibilang obat herbal padahal obat kimia didalamnya yang sebenarnya dosisnya sangat tinggi."
"Jadi efeknya sangat cepat, apdahal itu dosis yang diberikan mungkin dosis-dosis obat biru dengan dosis yang lebih tinggi," ungkap Rahmawati.
Bahkan seringkali obat tersebut melebihi dosis obat yang dianjurkan.
Padahal pada dunia kedokteran, pemberian dosis obat kepada pasien tidak bisa serta merta diberikan.

Dokter biasanya akan memberikan dosis obat yang paling rendah kemudian menyesuaikan dengan kondisi, dosis obat bisa dinaikkan secara bertahap.
"Padahal kita di dunia kedokteran, dosisnya dari awal kecil."
"Dan ini juga tergantung dengan kondisi gangguan seksualnya seperti apa," tandasnya.
Baca juga: 3 Kriteria Sperma Bagus yang Penting Diketahui, Simak Penjelasan dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
Penjelasan Dokter Spesialis Andrologi, dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And ini dikutip dari tayangan YouTube TribunTimur, 10 September 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)