TRIBUNHEALTH.COM - Pasien yang terpapar Covid-19 berisiko tinggi mengalami malnutrisi.
Pasien akan menjadi lebih rentan mengalami gangguan gizi.
Sehingga untuk mencegahnya, pasien perlu mendapatkan asupan gizi yang sesuai.
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Pasien Covid-19 Rentan Alami Malnutrisi, Ini Penjelasan R. Radyan Yaminar, S.Gz
Lantas adakah perbedaan asupan gizi pasien yang terpapar Covid-19 dengan gangguan pernapasan dibandingan pasien yang terpapar Covid-19 tidak bergejala?
Untuk menjawabnya, mari simak keterangan dari Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz.
Radyan merupakan seorang ahli gizi yang lahir di Surabaya, 18 Oktober 1995.

Saat ini ia menjalankan profesinya sebagai ahli gizi di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.
Dirinya aktif membagikan konten konten mengenai edukasi kesehatan gizi di media sosial yang ia miliki.
Seperti di Instagram (@radyanyaminar) dan Linkedln (R. Radyan Yaminar, S.Gz).
Berdasarkan daftar riwayat hidup yang diterima oleh TribunHealth.com, tercatat ia aktif melakukan berbagai karya ilmiah.
Selain itu, ia juga aktif mengikuti seminar, baik sebagai peserta maupun pembicara.
Baca juga: Profil R. Radyan Yaminar, S.Gz., Ahli Gizi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo
Berkat keuletannya, ia telah mendapatkan berbagai penghargaan bergensi. Baik dari tingkat universitas maupun tingkat nasional.
Salah satunya adalah Finalis 10 Besar Pekan Ilmiah Mahasiswa Pertanian Indonesia (PIMPI) di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2017.
Tanya:
Diketahui pasien yang terpapar Covid-19 mengalami gangguan sistem pernapasan.
Lantas apakah pasien yang terpapar Covid-19 yang mengalami gangguan sistem pernapasan, dengan pasien yang terpapar Covid-19 namun tidak mengalami gangguan sistem pernapasan, akan membutuhkan asupan gizi yang berbeda?

Baca juga: drg. Tri Setyawati: Kebiasaan Konsumsi Makanan Manis dan Tak Ada Jeda Memicu Terbentuknya Plak Gigi
Uma, Solo.
Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz Menjawab:
Jelas berbeda. Walaupun pada prinsipnya memang sama ya kalau untuk asupan kita harus memperhatikan zat gizi makro dan mikro.
Kalau zat gizi makro itu ada karbohidrat, protein, sama lemak.
Sementara zat gizi mikro, itu vitamin dan mineral.

Kalau pasien Covid-19 itu identik menyerang pada paru-paru atau pernapasan.
Pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan, itu penanganannya berbeda.
Jadi ada beberapa zat gizi yang kita turunkan, terutama makanan yang tinggi karbohidrat atau tinggi kalori.
Baca juga: dr. Zulfia Oktanida Syarif: Pondasi yang Baik dari Keluarga Menjadikan Anak Kuat Hadapi Tekanan
Kita ketahui bahwa makanan yang tinggi karbohidrat, kalori, seperti karbohidrat sederhana terutama gula-gulaan (gula batu, gula jawa), jenis olahannya seperti ice cream, roti dengan selai manis yang terlalu banyak itu masuk ke dalam tubuh, lalu diubah menjadi glukosa dengan cepat.
Lalu juga dari karbohidrat itu ternyata memiliki ampas atau sisa metabolisme. Yaitu air dan karbondioksida.

Kalau makannya tidak dibatasi (makan manis-manis), sedangkan pasiennya ada keluhan sesak napas itu tadi, sisa metabolisme akan semakin banyak.
Baca juga: Benarkah Vitamin D Dapat Membantu Terhindar dari Covid-19? Berikut Ulasan dr. Henry Suhendra, Sp.OT
Akhirnya paru-paru harus bekerja extra untuk mengeluarkan karbondioksida tersebut.
Padahal fungsi paru-paru sedang ada gangguan, karena virus.
Sehingga kerja paru-paru semakin berat dan sesak napas akan bisa bertambah parah.
Baca juga: Benarkan Snacking Bisa Membuat Diet Gagal? Simak Ulasan dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)