TRIBUNHEALTH.COM - Pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko untuk mengalami malnutrisi.
Jika dijabarkan secara luas, malnutrisi adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan yang didapat dengan energi yang dikeluarkan.
Hal ini bisa berbentuk dari gizi yang kurang, gizi sangat kurang, gizi berlebih, atau obesitas.
Dilansir oleh Tribunhealth.com hal ini dijelaskan oleh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S. Gz dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 28 Agustus 2021.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Alergi Makanan, Ada yang Munculkan Gejala dalam Hitungan Detik
Ada suatu pengukuran untuk mengetahui seseorang mengalami malnutrisi atau tidak.
Dimana disebut indeks massa tubuh atau biasa dikenal dengan sebutan BMI.
Cara pengukurannya adalah berat badan dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan.

Dari hasil penghitungan tersebut, akan bisa dikategorikan.
Dari Kementerian Kesehatan Indonesia, kategori normal IMT harus 18,5 sampai 25.
Jika diatas 25 tergolong gizi berlebih.
Apabila menunjukkan 27 keatas maka dikategorikan sebagai obesitas.
Sedangkan dibawah 18 menunjukkan kategori gizi kurang.
Malnutrisi dengan pasien COVID-19, umumnya pasien akan mengalami indera pengecapan atau penciuman.
Pasien biasanya diikuti dengan gejala mual sampai muntah, bahkan juga mengalami diare.
Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka pasien juga akan mengalami penurunan nafsu makan.
Baca juga: Gagap Lebih Banyak Dialami Laki-laki, Hikmatun Sadiah, A.Md.T.W Jelaskan Alasannya
Padahal tubuh sedang terjangkit virus, tetapi asupan yang didapat tidak ada.
Untuk mempertahankan diri akan kesulitan.
Karena adanya virus dalam tubuh.
Sehingga akan terjadi penurunan berat badan.
Penjelasan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S. Gz dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 28 Agustus 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.