Breaking News:

Berbagai Gangguan Fungsi Organ yang Dapat Dideteksi dengan Ilmu Nuklir menurut dr. As'ari As'ad

Berikut ini simak penjelasan dr. As'ari As'ad mengenai berbagai penyakit yang bisa dideteksi dengan ilmu nuklir

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Pexels.com
Ilustrasi dokter spesialis kedokteran nuklir dalam mendeteksi penyakit-simak penjelasan dr. As'ari As'ad mengenai berbagai penyakit yang bisa dideteksi dengan ilmu nuklir. 

TRIBUNHEALTH.COM - Nuklir pada ilmu kesehatan (kedokteran) dimanfaatkan dengan menggunakan radioaktif.

Bidang ini umumnya ditangani oleh profesi spesialis kedokteran nuklir.

Kedokteran nuklir merupakan salah satu cabang ilmu spesialis kedokteran yang memanfaatkan radioaktif untuk melihat suatu fungsi dari organ.

Baca juga: dr. Luciana Intanti Putrijaya, Sp.A Ungkap Dampak Terburuk bila Anak Terlalu Banyak Bermain Gadget

Sehingga dengan radioaktif ini dapat mendeteksi berbagai penyakit.

Lantas apa saja penyakit yang bisa dideteksi dari ilmu kedokteran nuklir ini?

ilustrasi berkonsultasi dengan dokter
ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (kompas.com)

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube TribunTimur, Dokter spesialis kedokteran nuklir, dr. As'ari As'ad SpKN-TM memberikan tanggapannya.

Berdasarkan penjelasannya, terdapat beberapa penyakit yang secara fungsional dapat dideteksi.

Di antaranya penyakit pada fungsi organ jantung dan ginjal.

Baca juga: dr. Ahmad Ashraf Amalius, Sp.M(K) Ungkap Anjuran yang Tidak Boleh Dilakukan Pasca Operasi Katarak

"Semua organ bisa dideteksi sebenarnya namun tergantung dengan radioaktif."

"Jadi radioaktif atau radiofarmaka yang ingin kita mengetahui fungsi organ itu, itu yang kita gunakan," jelas As'ari.

Terapi Radioaktif

Ilustrasi penanganan dokter spesialis kedokteran nuklir dalam mendeteksi penyakit
Ilustrasi penanganan dokter spesialis kedokteran nuklir dalam mendeteksi penyakit (biz.kompas.com)
2 dari 2 halaman

Ilmu kedokteran nuklir dapat mendeteksi berbagai penyakit.

Profesi ini masih sangat terbatas di Indonesia.

Meski demikian, ilmu ini dapat memberikan suatu metode penyembuhan melalui terapi.

Baca juga: Penularan Covid-19 pada Remaja Usia 16-17 Tahun Paling Tinggi Dibanding Semua Kelompok Usia di AS

Terlebih pada pasien dengan kondisi kanker tiroid.

"Meskipun terapi ini belum berkembang seperti di luar negri, namun kita juga bisa melakukan terapi."

"Terapi yang menggunakan radioaktif ini sangat terbatas. Terkhusus pada pasien penderita kanker tiroid," ungkap As'ari.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Ungkap Menjaga Kesehatan Seksual Perlu Disesuaikan dengan Usia

Penjelasan Dokter spesialis kedokteran nuklir, dr. As'ari As'ad SpKN-TM. ini dikutip dari tayangan YouTube TribunTimur, 13 Agustus 2020.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Asari AsadDokter Spesialis Kedokteran NuklirIlmu NuklirRadioaktifJantungginjal
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved