TRIBUNHEALTH.COM - Juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro memaparkan jika Indonesia kembali kedatangan vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang dibeli langsung oleh pemerintah Indonesia.
Vaksin tersebut datang pada tanggal 20 Agustus 2021.
Sebelumnya Indonesia juga telah kedatangan vaksin Pfizer dan hibah vaksin dari pemerintah Belanda yang sudah diterima oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan.
Kedatangan beruntun vaksin siap jadi memungkinkan untuk membantu mensukseskan target kementerian kesehatan untuk mencapai 100 juta suntikkan pada akhir bulan Agustus 2021.
Baca juga: Apakah Alergi Bisa Dipengaruhi oleh Faktor Genetik? Begini Tanggapan dr. Muhammad Fiarry Fikaris
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 20 Agustus 2021.
Untuk mencapai hal ini, 2 juta suntikkan perhari harus dipastikan juga tercapai.

Selain vaksin, negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat dan Australia juga menyumbangkan alat kesehatan dan alat tes untuk keperluan diagnosis COVID-19.
Selain stok vaksin aman, stok alat kesehatan dan dukungan tracing dan testing juga semakin meningkat.
Dengan vaksin yang cukup, tes dan lacak yang semakin tinggi, perawatan yang semakin baik serta disiplin protokol kesehatan, beberapa hal yang diprediksi beberapa media internasional bahwa pandemi akan melandai tahun depan di seluruh negara akan tercapai.
Tentunya perkembangan situasi begitu cepat dan penyesuaian kebijakan terkadang diberikan pada hitungan mingguan.
Oleh karena itu, dr. Reisa beserta beberapa pihak lainnya ikut menjawab rasa penasaran masyarakat terkait COVID-19 dan program vaksinasi.
Baca juga: Mengapa Terjadi Alergi Jika Konsumsi Makanan Tinggi Protein? Begini Kata dr. Muhammad Fiarry Fikaris
Ada salah satu masyarakat yang menanyakan perbedaan antara vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.
"Yang pertama harus diingat adalah vaksin yang terbaik adalah vaksin yang siap tersedia," ujar dr. Reisa.
Karena semakin cepat kita terlindungi oleh vaksin, maka semakin baik.
Penelitian terkini menyatakan bahwa semua vaksin yang ada di Indonesia, baik vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer termasuk yang diproses oleh Biofarma dari bahan baku yang didatangkan dari luar negeri efektif mengurangi kemungkinan sakit berat, kondisi gawat darurat yang memerlukan hospitalisasi atau perawatan intensif di rumah sakit atau bahkan kematian.
Termasuk dalam melawan varian delta yang daya tahan tularnya lebih cepat dari varian lainnya.
Jadi vaksin yang disediakan oleh pemerintah Indonesia adalah vaksin yang aman, bermutu, dan berkhasiat.
Serta disarankan oleh MUI untuk diterima oleh masyarakat.

Lantas mengapa ada beberapa jenis vaksin?
Hal ini karena tidak ada satu produsen yang mampu menyuplai kebutuhan Indonesia akan 400 juta dosis vaksin untuk memvaksinasi sasaran sekitar 208 juta jiwa.
Sehingga pemerintah harus membeli dari beberapa produsen.
Begitu juga pengirimannya.
Baca juga: Menurut dr. M. Syah Abdaly, Sp.PD Vitamin C, D, dan Zinc Memiliki Fungsi Imunomodulator
Tidak ada produsen yang mampu mengirimkan dalam satu kali pengiriman puluhan juta dosis.
Kedatangan vaksin pun secara bertahap.
Maka distribusi ke provinsi maupun daerah juga bertahap.
Hal ini sesuai dengan suplai yang datang pada saat itu.
Penjelasan Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 20 Agustus 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.