TRIBUNHEALTH.COM - Aneurisma merupakan tonjolan pada pembuluh darah yang disebabkan lemahnya dinding pembuluh.
Akibatnya, darah saat darah melewati pembuluh darah yang lemah, tekanan darah menyebabkan area tersebut menonjol keluar.
Salah satu organ yang bisa mengalami aneurisma adalah otak.
Istilah medis untuk aneurisma yang berkembang di dalam otak adalah aneurisma intrakranial atau serebral.
Hingga kini penyebab aneurisma otak belum jelas, sebagaimana diberitakan TribunHealth.com dari laman resmi National Health Service (NHS) Inggris.
Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD: Sleep Apnea Disebabkan Karena Otak Tidak Mampu Mengirim Sinyal Secara Sempurna
Baca juga: Mengenal Penyakit Meningitis, Peradangan pada Selaput Otak yang bisa Membahayakan Kesehatan

Namun beberapa hal telah diidentifikasi sebagai faktor yang bisa berpengaruh.
Faktor tersebut meliputi:
- Merokok
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat keluarga
- Aneurisma otak
Dalam beberapa kasus, aneurisma dapat berkembang karena ada kelemahan pada dinding pembuluh darah saat lahir.
Kebanyakan aneurisma otak hanya menimbulkan gejala yang serius jika pecah (ruptur).
Hal ini menyebabkan kondisi yang sangat serius yang dikenal sebagai perdarahan subarachnoid, di mana perdarahan yang disebabkan oleh aneurisma yang pecah dapat menyebabkan kerusakan dan gejala otak yang luas.
Baca juga: Cerebral Palsy, Kondisi Seumur Hidup yang Disebabkan Kerusakan Otak saat Masih Bayi atau Janin
Baca juga: Penyakit Ataksia Disebabkan Kerusakan Otak, Fungsi Keseimbangan Bisa Terganggu

Gejalanya meliputi:
- Sakit kepala tiba-tiba yang menyiksa – mirip dengan pukulan tiba-tiba di kepala, mengakibatkan rasa sakit tidak seperti yang pernah dialami sebelumnya
- Leher kaku
- Sakit dan muntah
- Sakit saat melihat cahaya
Sekitar 3 dari 5 orang yang mengalami perdarahan subarachnoid, meninggal dalam waktu 2 minggu.
Setengah dari mereka yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak yang parah dan cacat.
Aneurisma otak yang pecah adalah keadaan darurat medis.
Artinya kondisi ini membutuhkan perawatan segera.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)