TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit katarak merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan menurunnya fungsi penglihatan secara perlahan.
Kondisi ini disebabkan karena lensa mata mengalami kekeruhan.
Penyakit ini masih bisa diatasi, namun seringkali disebutkan bahwa penanganan terbaik pada penyakit katarak adalah melalui operasi. Benarkah demikian?
Baca juga: dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K), M.Kes Sebut Jenis Penyakit yang Bisa Memicu Penyakit Katarak
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube TribunTimur, dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K), memberikan tanggapannya.
Ia menuturkan, penanganan terbaik pada penyakit katarak saat ini hanya melalui operasi.
Pasalnya kondisi lensa yang keruh harus segera dikeluarkan.
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Virus Zika, Bisa Sebabkan Mikrosepali pada Bayi jika Menginfeksi Ibu Hamil
Kemudian diganti dengan menggunakan lensa buatan.
Meski demikian, ia menambahkan, operasi hanya bisa diberikan bila pasien sudah memenuhi suatu ketentuan.
Bila pasien sudah memiliki derajat keparahan yang cukup sedang (derajat 3 diantara 6 tingkat derajat keparahan penyakit katarak), maka pasien sudah dianjurkan untuk melakukan operasi.
"Kalau pasien datang, kemudian kita memberikan pemeriksaan, dan kataraknya belum terlalu padat, itu kita anjurkan operasi."
"Tetapi bila masih terlalu dini, kita anjurkan untuk memakai kacamata," ujarnya.
Begitu pula bila pasien sudah memasuki derajat keparahan diatas tingkat 3.
"Atau paling tidak pada tingkat 4,5,6 itu sudah sangat dianjurkan untuk melakukan operasi," jelasnya.
Klasifikasi Penyakit Katarak
Baca juga: Apakah Rahang Menonjol Termasuk Kelainan? Begini Penjelasan drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K)
Agar mudah dipahami, Ahmad menjelaskan, klasifikasi penyakit katarak.
Pada klasifikasi tingkat 1 hingga 6 ditentukan berdasarkan derajat keparahannya.
Pada tingkat 1 derajat keparahannya paling rendah, hingga pada tingkat 6, derajat keparahannya paling tinggi (paling keruh lensanya).
Semakin tinggi tingkat kekeruhannya, maka semakin tinggi pula derajat gejalanya.
Baca juga: Menurut dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) Asap Rokok Dapat Menurunkan Kemampuan Fisiologi Paru-paru
Penjelasan dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K), M.Kes ini dikutip dari tayangan YouTube TribunTimur, 5 November 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)