TRIBUNHEALTH.COM - Perawatan Ortodonti cekat adalah perawatan ortodonti yang menggunakan alat cekat seperti behel.
Alat cekat tersebut direkatkan di gigi yang berfungsi untuk memperbaiki posisi gigi yang tidak harmonis.
Alat ini tidak bisa begitu saja dilepas dengan mudah oleh pasien.
Baca juga: dr. Kardiana Sebut Tungau Debu Rumah Jadi Faktor Pencetus Paling Utama Sebabkan Dermatitis Atopik
Namun bila pasien mengonsumsi makanan tertentu dengan jenis yang sangat keras, maka ortodonti cekat bisa lepas.
Lantas, sebaiknya kapan waktu yang tepat melakukan perawatan ortodonti?
Berikut ini simak tanggapan dari drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Baca juga: Profil drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati, Dokter Gigi yang Aktif Menjadi Pembicara
Anastasia lahir di Enarotali, 7 Januari 1971.
Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Saat ini ia tengah menempuh program studi Magister Manajemen Rumah Sakit di Universitas ARS (Adhirajasa Reswara Sanjaya) Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan data yang telah diterima TribuHealth.com, Anastasia tercatat telah mempunyai pengalaman pekerjaan di berbagai klinik dan rumah sakit di Indonesia.
Kini ia berpraktek di beberapa tempat. Di antaranya:

- RS YPK Mandiri, Menteng, Jakarta Pusat (2021-sekarang)
- RS Permata Pamulang, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jawa Barat, Indonesia (2011-sekarang)
- D-smile, Kompleks Wismamas Pondok Cabe, Blok E1 No.23, Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Indonesia (2012-sekarang).
Baca juga: Benarkah Ada Pantangan Makanan Bagi Penderita Tipes? Begini Tanggapan dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu
Tanya:
Selamat siang dokter.
Saya mohon izin bertanya dok.
Kapan waktu yang tepat bila ingin melakukan perawatan ortodonti dok?

Terimakasi.
Rara, Solo.
drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Menjawab:
Perawatan ortodonsi itu hanya dilakukan idealnya setelah:
Baca juga: Benarkan Wanita Penderita Klamidia Tidak Akan Bisa Hamil? Begini Tanggapan dr. Binsar Martin Sinaga
1. Seluruh jaringan gigi dan jaringan pendukung gigi, baik berupa jaringan keras maupun jaringan lunak, sudah dalam kondisi excelent prima (tidak ada anomali apapun)
2. Tidak ada anomali pada seluruh gigi yang akan dirawat. Jadi semisal ada gigi berlubang, gigi rusak, gigi patah, itu sudah disembuhkan

3. Kondisi non vital sudah disterilkan, disembuhkan, dipulihkan, disehatkan kembali meskipun dalam kondisi non vital
4. Kemudian jaringan lunak pun demikian, tidak ada anomali apapun. Tidak ada kista, kanker, radang berlebihan, karang gigi.
Baca juga: Apa Perawatan yang Dapat Dilakukan untuk Memperbaiki Gigi Tonggos? Simak Ulasan drg. Munawir Usman
Jadi semua kasus-kasus terkait anomali, periodonsia, konservasi gigi, bedah mulut, penyakit mulut, semua sudah beres.
Barulah kita melakukan tindakan ortodonsia.
Setelah ortodonsia, barulah kita melakukan perawatan prostodonsia.
Baca juga: Benarkah Saya Mengalami Depresi Akibat Body Shaming? Begini Tanggapan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)