TRIBUNEHALTH.COM - Pasien diabetes bisa berpuasa asalkan melakukan perencanaan terlebih dulu.
Diharuskan konsultasi pada dokter satu atau dua bulan sebelum bulan puasa.
Pasien diabetes boleh berpuasa dengan melakukan perencanaan makanan dan obat-obatan ketika bulan puasa.
Yang paling penting adalah melakukan evaluasi kadar gula darah, melakukan perencanaan makanan.
Evaluasi ula darah bisa dibantu oleh dokter.
Perencanaan makan dengan melakukan konsumsi karbohidrat yang cukup saat sahur, dan harus mengonsumsi sebaiknya komplek karbohidrat dibandingkan simple karbohidrat.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien diabetes harus stop saat melakukan kegiatan puasa.

Baca juga: Penjelasan Dokter Tentang Terjadinya Perdangan Gusi: Gingiva
Gejala-gejala yang hioglikemi berat, hipoglikemi atau gula darah turun.
Misalnya merasa kliyengan, pandangan berkurang, berkeringat dingin, sebaiknya harus stop berpuasa.
Gejala hipoglikemi berat seperti sesak nafas, dan mual-mual hebat harus stop untuk melakukan puasa.
Pasien diabetes tidak boleh memaksakan diri untuk melakukan puasa jika kondisi tidak memungkinkan untuk berpuasa.
Pasien dengan komplikasi berat dan pasien yang memiliki gula darah tidak terkontrol tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Dan pasien yang menggunakan insulin dengan dosis yang lebih dari 3x sehari tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Pada psien yang memiliki penyakit tertentu, maka disesuaikan dengan kondisi penyakit dan hasil laboratorium pada saat ingin mulai berpuasa.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Agar Putra Putrinya Terhindar dari Infeksi Covid-19?
Pada penyandang diabetes, saat berpuasa karbohidrat tetap harus ada.
Sumber karbihidrat yang paling sering digunakan orang Indonesia adalah nasi.
Nasi tetap harus diberikan pada penyandang diabetes, tetapi harus dipilih jika terdapat nasi yang berwarna, tentunya akan jauh lebih baik.
Seperti nasi merah, nasi coklat atau nasi hitam dengan jumlah yang telah disesuaikan dengan kebutuhannya pada saat sebelum mulainya berpuasa.
Selama berpuasa bagi penyandang diabetes, hal yang harus dilakukan adalah:
- Perhatikan jumlah makanan yang harus dikonsumsi
- Perhatikan frekuensi, kapan harus dimakan, dan jangan lupa makan harus terbagi dalam bentuk sering dan kecil-kecil jumlahnya.
- Perhatikan cairan
Karena saat puasa dalam waktu 12 hingga 14 jam, jumlah cairan harus bisa di kembalikan begitu mulai dari buka puasa sampai imsak kembali.

Baca juga: Plak dan Predisposisi Gigi Menjadi Pemicu Terjadinya Peradangan Gusi
Biasanya akan dibagi dalam bentuk dua makanan besar dan 3 sampai 4 kali camilan.
Sebagai contoh, pada waktu pemabatalan puasa, takjil diberikan sebagai snack kira-kira 10-15% kalori.
Sebelum tarawih boleh makan sebagai pengganti makan malam.
Sesudah tarawih diberikan snack kembali, dan sebelum tidur diberikan snack yang cukup mengandung cairan.
Pada waktu pagi setelah sahut, diisi dulu dengan snack dan dikonsumsi sebagai pengganti makanan pagi atau sarapan.
Mendekati imsya' alangkah baiknya diberikan snack kembali jika yang diberikan adalah snack dengan tinggi cairan.
Sehingga kebutuhan cairan mulai dari magrib samapai imsya terpenuhi.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Dante Saksono, Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam dan dr. Ida Gunawan, Sp.GK . Selasa (23/5/2017)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)