TRIBUNHEALTH.COM - Rasa ngilu dan gusi bengkak merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang tidak nyaman.
Terlebih jika hal ini disebabkan karena gigi patah akibat konsumsi makanan yang keras.
Saat dokter gigi memberikan penanganan, dokter gigi perlu mengetahui berapa usia pasien.
Karena kadangkala pasien menduga kondisi ini adalah gigi susu, namun ternyata gigi permanen.
Dilansir oleh Tribuqnhealth.com Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen menjelaskan dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 16 Juli 2021.
Baca juga: Tiga Tips yang Perlu Diketahui saat Melakukan Isolasi Mandiri, Prof. Tjandra: Pasien Harus Patuh
Bisa juga sebaliknya, pasien menduga jika gigi yang dimilikinya adalah gigi permanen, namun ternyata masih gigi susu.
Selain itu, dokter juga perlu mengetahui bagaimana kondisi gigi tersebut.
Apakah gigi biasa yang sehat dan baik-baik saja ataukah gigi yang sebelumnya sudah ada proses karies.

Karena pada kejadian proses karies, dimana terjadi demineralisasi akibat aktivitas mikroorganisme.
Kondisi ini membuat material gigi lebih getas.
Terutama jika pulpa atau jaringan persarafan sudah mengalami proses kematian.
Akibat berbagai sebab dapat memicu kejadian gigi yang mudah fraktur.
Sehingga harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya, seperti usia pasien.
Sehingga dokter gigi bisa memprediksi gigi tersebut merupakan gigi permanen atau gigi susu.
Harus diketahui, gigi tersebut sebelumnya dalam kondisi seperti apa.
Apakah memang sudah ada karies ataukah tidak.
Ada beberapa kasus dimana pasien konsumsi makanan panas kemudian dingin, biasanya terjadi proses keretakkan di bagian lapisan pertama gigi.
Namun jika terjadi lubang bisa sampai lapisan kedua gigi atau dentin.
Baca juga: Prof. Tjandra: Masyarakat Perlu Tahu Positivity Rate yang Dapat Tunjukkan Kasus Penularan Covid-19
Bahkan ada kasus gigi mati atau gigi membusuk akibat aktivitas mikroorganisme dapat menyebabkan gigi terbelah menjadi 2 bagian.
Fraktur yang sebatas mahkota bisa dilakukan reparasi atau perbaikan.
Akan tetapi jika sampai melibatkan akar gigi, ada yang masih bisa dilakukan tindakan perbaikan dan ada terapi yang harus di ekstraksi.
Jadi tergantung dari kasus frakturnya dan seperti apa kesehatan jaringan pendukung gigi termasuk tulang dari tulang penyangga gigi.
Penjelasan Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 16 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.