TRIBUNHEALTH.COM - Seiring dengan perkembangan zaman, gadget tau biasa disebut juga dengan smartphone tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari.
Perasaan sepi dan mati gaya pun terasa apabila tangan tidak menggenggam smartphone.
Hal ini terjadi karena smartphone tidak hanya menjadi hiburan daja tetapi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Smartphone juga memiliki sisi positif untuk membantu pekerjaab hingga mencari hiburan ketika suntuk.
Tetapi, dengan adanya smartphone memberikan efek candu.
Kecanduan tersebut bisa menyebabkan gangguan jiwa.

Baca juga: Menurut Dokter Gigi, Penyebab Pasti Sariawan Harus Diidentifikasi Terlebih Dahulu
Gejala awal yang perlu dikhawatirkan telah terpapar game dan telah mengganggu kejiwaannya:
- Seseorang lebih memprioritaskan game daripada aktivitas lain yang lebih bermanfaat.
Seperti, sekolah, belajar, waktu dengan keluarga, bermain dengan teman, dll.
- Agresif dan menyendiri
- Sulit konsentrasi
- Perubahan pola tidur
- Berbohong terkait game atau bahkan sampai mencuri
Baca juga: Diare yang Tidak Segera Ditangani Dapat Pengaruhi Kinerja Ginjal dan Organ Lain, Begini Kata Dokter
Mungkin awal bermain game adalah mencari kesenangan, jika sudah kecanduan tidak lagi mencari kesenangan tapi lebih tidak bisa mengendalikan dorongannya.
Karena pada dasarnya mereka merasa ingin berhenti tetapi tidak bisa.
Game juga memiliki sisi positif, jika dilakukan secara berlebihan akan berdampak buruk.
Menurut para ahli, yang diperkenankan bermain game adalah tidak lebih dari 2 jamdalam satu hari tidak hanya game saja termasuk YouTube, dan lain-lain.
Gangguan jiwa akibat game dan gadget:
- Terlambat bicara pada balita
- Mudah marah
- Sering mengamuk
- Depresi apabila tidak bisa mengakses game atau gadget
Baca juga: Berbagai Jenis Penyakit Rongga Mulut Sering Menjadi Keluhan saat Berpuasa
Solusi orangtua bagi anak maupun diri sendiri:
- Orangtua harus paham apa yang dilakukan oleh anak-anak'
- Orangtua harus bisa role model untuk anak dengan kegiatan yang produktif dan ada batasan
- Orangtua harus bisa bernegosiasi dengan anak untuk waktu yang diperkenankan berapa lama, pukul berapa, dan membatasi secara finansial.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Lina Budianti, Spesialis Jiwa anak dan remaja RSJ Jawa Barat. Selasa (19/11/2019)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)