TRIBUNHEALTH.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika Indonesia pada tanggal 30 Juni 2021 kedatangan 14.000 dosis vaksin dari Sinovac China.
Vaksin ini didatangkan dalam bentuk bahan baku.
Sehingga total bahan baku vaksin Sinovac yang sudah datang di Indonesia adalah 105 juta dosis.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 30 Juni 2021 tentang kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia.
Budi menegaskan jika vaksin tersebut masih dalam bentuk bahan baku.
Baca juga: Anak Usia Sekolah Membutuhkan Makronutrien dan Mikronutrien, Dokter: Sumber Kalori yang Utama
Baca juga: Dokter Gigi Sebut Penggunaan Tusuk Gigi yang Salah dapat Timbulkan Risiko Hingga Pencabutan Gigi
Artinya memerlukan proses sekitar 1 bulan di Biofarma untuk menjadi vaksin jadi yang siap dipakai.
Dari 105 juta vaksin tersebut, nantinya akan menjadi 85 juta vaksin jadi yang bisa dipakai dan akan siap 1 bulan setelah kedatangan.
Kemungkinan akan siap di awal bulan Agustus.

Dimana akan ada 85 juta vaksin Sinovac yang sudah siap digunakan.
Hal ini menggambarkan bahwa jumlah vaksin yang masuk di Indonesia semakin lama akan semakin banyak.
Sebentar lagi akan ada donasi vaksin gratis.
Bulan Juli akan masuk dari AstraZeneca.
Bulan Agustus juga akan masuk dari Pfizer.
Sehingga jumlah vaksin yang masuk di semester kedua tahun 2021 akan menjadi semakin banyak.
Serta pemerintah akan mempercepat program vaksinasi di Indonesia.
Agar di akhir tahun, 181,5 juta rakyat Indonesia sudah bisa divaksin satu kali.
Budi Gunadi Sadikin mengingatkan jika vaksin ini tidak membuat kita 100% kebal seperti superman terhadap virus COVID-19.
Vaksin akan membuat tubuh kita menjadi lebih tahan, lebih cepat mengidentifikasi jika kemasukkan virus.
Serta tubuh lebih cepat merespon dalam melawan virus tersebut.
Baca juga: Dokter Spesialis Gigi Jelaskan Cara Penggunaan Tusuk Gigi yang Benar Agar Tidak Merusak Gusi
Baca juga: Dok, Mengapa Gusi Saya Bengkak setelah Cabut Gigi?
Budi Gunadi Sadikin menyebtkan jika orang yang di vaksin masih bisa terkena virus COVID-19.
Akan tetapi, yang tadinya penyakitnya berat akan menjadi ringan.
Orang yang harusnya sakitnya ringan, akan menjadi tanpa gejala atau OTG.
Budi Gunadi Sadikin menekankan jika vaksin tidak membuat tubuh menjadi kebal 100% seperti superman.
Vaksin ini membuat daya tahan tubuh menjadi lebih baik.
Sehingga jika kita terpapar, yang harusnya sakit berat menjadi sakit ringan, yang seharusnya sakit ringan menjadi tanpa gejala.
Kita masih bisa tertular, yang paling bahaya kita masih bisa menularkan.
Walaupun sudah divaksin, harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
Terutama memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Kondisi saat ini memang sedang tinggi kasusnya.
Pemerintah sudah mengantisipasi sejak sebelum lebaran dengan mempersiapkan Rumah Sakit serta mempersiapkan obatnya.
Tenaga kesehatannya sudah di vaksin.
Oksigen juga sudah dilengkapi.
"Sekarang tolong bantu kami dengan cara, kalau tidak ada kegiatan yang perlu, tinggalah di rumah," tegas Budi Gunadi Sadikin.
Agar kita bisa mengurangi laju penularan, melindungi diri kita sendiri, tetapi juga melindungi keluarga, tetangga dan seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Dok, Apakah Risiko dan Manfaat Khitan atau Sunat Bagi Seorang Pria? Begini Ulasan Dokter
Baca juga: Dok, Apakah Fungsi Pemeriksaan Pap Smear bagi Wanita? Begini Penjelasan dr. Binsar Martin Sinaga
Penjelasan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 30 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.