Breaking News:

Dokter Bagikan Tips Hindari Melanoma, Hindari Paparan Sinar Matahari Secara Langsung

Jika harus terkena sinar matahari, sunscreen dan topi bisa menjadi solusi, lalu apa lagi?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Freepik
Ilustrasi pemeriksaan kanker kulit 

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Arini Widodo, membagikan tips agar terhindar dari kanker kulit melanoma.

Hal itu ia sampaikan dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Jumat (18/6/2021).

dr Arini menjelaskan, salah satu yang paling penting adalah mengihindari paparan sinar ultraviolet.

"Seperti yang tadi dikatakan, salah satunya memakai sunscreen, dan menghindari sinar matahari secara langsung," jelasnya dikutip TribunHealth.com.

"Misalnya memakai topi, pakaian yang bisa melindungi dari sinar matahari, dan lain-lain."

Baca juga: 5 Perbedaan Tahi Lalat Biasa dengan Gejala Kanker Kulit Melanoma, Perhatikan Bentuk dan Ukurannya

Baca juga: dr Arini Widodo Paparkan Statistik Kasus Kanker Kulit di Indonesia, Secara Umum Mengalami Kenaikan

Ilustrasi pemeriksaan kanker kulit
Ilustrasi pemeriksaan kanker kulit (Freepik)

Pasalnya, matahari memang menjadi faktor utama yang menyebabkan kanker kulit.

Kemudian, dr Arini memperkenalkan program Sakuri, yakni Sadari Kulit Sendiri.

"Jadi kita harus mengamati di kulit kita, apakah ada perubahan-perubahan dari tahi lalat yang ada. Kok bentuknya berubah, warnanya berubah."

"Atau ada tahi lalat yang baru. Atau misalnya flek hitam baru yang mencurigakan," tandasnya.

Jika memang ada, dr Arini menegaskan perlunya datang ke dokter.

Baca juga: Produk atau Skincare Ini Harus Dihindari saat Kulit Berjerawat, Berikut Ulasan Dokter

Baca juga: Dokter Kulit Jelaskan Bentuk dan Derajat Keparahan Jerawat yang Muncul pada Kulit Wajah

Tampilan tahi lalat tanda melanoma
Tampilan tahi lalat tanda melanoma (Kompas TV)
2 dari 2 halaman

Hal itu penting dilakukan sebagai upaya deteksi dini.

"Karena deteksi dini dari melanoma itu akan membuat prognosis atau kemungkinan hidupnya lebih panjang," sebutnya.

Ketika masih berada di lapisan kulit atas, kemungkinan hidup 5 tahun ke depan mencapai 99 persen.

"Jadi meskipun dia kanker kulit yang sangat berbahaya, tetapi kalau kita menemukannya di stage-yang sangat awal, sebenarnya kemungkinan hidupnya sangat tinggi," tandasnya.

Baca artikel lain tentang penyakit umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comMelanomaSinar Mataharipenjelasan dokterKanker Kulit
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved