Breaking News:

Ketua AIMI Sebut Setengah Anak Indonesia Tidak Mendapatkan ASI Ekslusif

Berikut ini simak penjelasan Nia Ummar mengenai setengah anak Indonesia tidak mendapatkan ASI ekslusif.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ekarista Rahmawati
kompas.com
ilustrasi ibu menyusui 

TRIBUNHEALTH.COM - Telah banyak diketahui bahwa air susu ibu (ASI) sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir.

Pasalnya asupan yang paling baik untuk diberikan kepada si kecil adalah ASI.

Terutama saat si kecil berusia di bawah 6 bulan.

Program pemberian ASI ekslusif pada saat bayi baru lahir hingga anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun telah banyak diserukan.

Baca juga: dr Tan Sebut Hindari Stroke Tak Cukup dengan Olahraga, Pola Makan Juga Harus Sehat

Baca juga: Dokter Tan Shot Yen Tegaskan Stroke Bisa Dihindari, Banyak Disebabkan Gaya Hidup yang Buruk

Baca juga: Dokter Jelaskan Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Anak untuk Menghindari Masalah Gizi

Namun, tetap saja angka pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih minimal.

Hal tersebut diungkapkan oleh ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar.

Nia mengungkapkan, menurut survey demografi yang terakhir, angka ASI ekslusif di Indonesia hanya 52 % saja.

"Jadi hampir setengah seluruh anak Indonesia tidak mendapatkan haknya untuk menyusu pada ibunya."

"Dan ini tragis sekali menurut saya," imbuh Nia dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Health, Jumat (28/5/2021).

Pasalnya, Nia menyebut, proses menyusui tidak bisa dipisahkan antara proses reproduksi ibu dengan sang anak.

Ilustrasi seorang ibu memberikan ASI kepada sang buah hati.
Ilustrasi seorang ibu memberikan ASI kepada sang buah hati. (Kompas.com)
2 dari 2 halaman

"Jadi dari mulai haid, mereka hamil lalu melahirkan, sebenarnya kontinuitasnya adalah menyusui. Tidak bisa dipisahkan."

"Jadi setelah melahirkan, maka selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah menyusui," ungkap Nia.

Lebih lanjut, Nia menyebut, bahwa hal ini disebabkan lantaran ibu tidak percaya diri dengan kemampuan ASI yang akan diberikan kepada anak.

Salah satu penyebabnya, lantaran banyaknya aturan pemerintah yang kurang sesuai sehingga menyebabkan minimnya pemberian ASI ekslusif pada anak.

Misalnya yaitu adanya iklan promosi pemberian susu formula pengganti ASI yang sangat masif terjadi di Indonesia.

"Sehingga membuat orang berfikir, kalau nggak minum susu formula itu anak nggak akan tumbuh tinggi. Padahal tidak begitu," ujar Nia.

Baca juga: Anak Sehat dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu, Begini Syarat Memberi MPASI

Baca juga: Apakah Semua Anak Butuh Susu Formula? Dokter Tegaskan Sebaliknya

Baca juga: Dianggap Bisa Turunkan Kolesterol, Bolehkan Oatmeal Dimakan dengan Gula dan Susu?

Penjelasan ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Health, Jumat (28/5/2021).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAir Susu Ibu (ASI)Perkembangan anakAsosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved