TRIBUNHEALTH.COM - Ejakulasi merupakan keluarnya sperma seorang pria.
Biasanya seorang pria dapat mengontrol ejakulasinya.
Dilansir Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, dr. Andi Sugiarto, SpRM dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Ruang UGD tentang cara alami atasi ejakulasi dini.
Namun dalam ejakulasi dini atau ejakulasi prematur, pria tidak dapat mengontrol waktunya.
Sehingga sperma keluar sebelum waktunya atau baru menempel namun sudah keluar.
Bisa juga ejakulasi dini tanpa hasil.
Baca juga: Upaya Mencegah Penuaan Dini Menurut dr. Muhammad Fiarry Fikaris
Baca juga: Begini Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi Terkait Perawatan Gigi Patah

Normalnya seseorang terangsang terlebih dahulu.
Kemudian bisa menikmati hubungan badan dan bisa mengontrol ejakulasi.
Menurut survey, normalnya berhubungan intim selama 7 sampai 12 menit.
Apabila sebelum 7 menit, asalkan ia masih bisa mengontrol tidak apa-apa.
Intinya adalah jika pria sudah menikah selama 1 tahun, seharusnya sudah bisa mengontrol.
Sering kita melihat di film-film biru durasinya bisa lama adalah hal yang sangat tidak realistis.
Gambaran yang tidak benar adalah berhubungan intim bisa sangat lama.
Baca juga: Dokter Tegaskan Jika Kurang Gairah Seksual Dapat Memicu Masalah Kesehatan
Baca juga: Apakah Veneer Dapat Mempengaruhi Kekuatan Gigi? Simak Penjelasan Dokter
Menurut dr. Andi Sugiarto, SpRM, berhubungan intim secukupnya saja.
Penyebab ejakulasi dini adalah adanya faktor psikologis.
Artinya pria merasa cemas antara bisa atau tidak memuaskan sang istri.
Atau ia terlalu menggebu-gebu.
Sehingga saat pelaksanaannya nafsu besar dan tenaga kurang.
Kondisi ini menyebabkan pria tidak bisa mengontrol.

Penyebab lain yakni faktor hormonal.
Yakni kurangnya hormon testosteron.
Bisa juga karena gangguan neurotransmiter.
Neurotransmiter merupakan suatu zat yang membantu kita untuk mengalirkan impuls saraf.
Apabila ada gangguan pada neurotransmiter, seseorang akan merasa belum nikmat.
Namun seperti ada impuls listrik yang mengartikan sperma sudah keluar.
"Jadi gabisa mengontrolnya di situ, belum nikmat sudah keluar, dan keluarnya di luar dan di dalam," ujar dr. Andi Sugiarto, SpRM.
Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap ereksi, ejakulasi, dan gairah seksual.
Baca juga: Apa Perawatan Gigi yang Dapat Dilakukan di Klinik Gigi, Dok?
Baca juga: Apa Makanan yang Baik Dikonsumsi Jika Pernah Terjangkit Kanker atau Tumor? Simak Jawaban Ahli Gizi
Secara fisik, gangguan yang dapat terjadi yaitu gangguan saraf atau gangguan neurotransmiter, gangguan kecemasan, atau bisa juga karena faktor masa lalu.
Kemungkinan terbiasa berhubungan intim atau masturbasi terburu-buru.
Jika hal ini menjadi kebiasaan, menyebabkan pria tidak bisa mengontrol.
Agar tidak terjadi ejakulasi dini, disarankan untuk tidak terburu-buru.
Agar tidak terburu-buru, dapat melakukan pemanasan seperti bercumbu, berciuman, berpelukan, saling meraba, kasih waktu yang menenangkan.
Dan tidak langsung pada tujuan utama.

Setelah sama-sama terangsang dengan ciri ada perlendiran di vagina artinya sudah mulai terangsang.
Ciri pada pria yakni terjadinya ereksi serta di dalam hatinya sudah muncul gairah.
Apabila sudah melaksanakan pemanasan, artinya sudah mengurangi ejakulasi dini.
Biasanya banyak diperjual belikan obat kuat.
Obat kuat mengacu kepada sesuatu yang belum diteliti secara kedokteran.
Atau tidak melalui prosedur perizinan atau legalitas yang baik.
Sehingga obat kuat belum bisa dipertanggungjawabkan.
Dokter tidak menganjurkan untuk konsumsi obat kuat.
Dan ada faktor yang lebih penting, yakni kemungkinan dengan konsumsi obat kuat bisa menjadi kuat namun akan menimbulkan risiko terhadap jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: Makanan Apa yang Tidak Banyak Menaikkan Berat Badan? Simak Penjelasan Ahli Gizi
Baca juga: Dokter Apakah Penyakit GERD Bisa Diobati dan Sembuh Total?
Apabila dengan konsumsi obat kuat bisa menjadi kuat, tidak akan mengatasi masalahnya.
Sehingga penyebabnya akan semakin parah.
Lama-lama dengan obat kuat pun tidak bisa memberi solusi.
Jadi tidak serta merta dengan obat kuat dapat mengatasi.
Justru akan menutupi penyebabnya, sehingga penyebabnya tidak teratasi dan semakin parah.
Penjelasan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, dr. Andi Sugiarto, SpRM dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Ruang UGD edisi 13 Oktober 2020.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan ada di sini.