TRIBUNHEALTH.COM - Orang yang mengidap epilepsi kerap menunjukkan kejang.
Terkait hal ini, Dokter spesialis neurologi, Felix Adrian, buka suara untuk memberikan pertolongan pertama.
Lalu apa saja?
Dihimpun TribunHealth.com, berikut ini adalah langkah-langkahnya.
Jangan panik dan hindarkan dari kerumunan
dr Felix menjelaskan, pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan tidak panik.
Berikutnya, penderita epilepsi harus dihindarkan dari kerumunan.
"Kita amankan nih situasi di sekitarnya," jelas dr Felix, sebagaimana dikutip TribunHealth.com dari tayangan Ayo Sehat Kompas TV yang tayang di YouTube pada 2 Mei 2021.
Langkah ini penting untuk dilakukan karena pasien epilepsi kerap mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
"Jadi ketika di kerumunan dia harus berkompetisi dengan orang lain (untuk dapat oksigen) juga sangat bermasalah."
Baca juga: Apakah Penyakit Epilepsi Bisa Sembuh Total? Simak Ulasan Dokter Berikut Ini
Baca juga: Mengenal Abses Otak, Penumpukan Nanah Akibat Infeksi dan Menyebabkan Pembengkakan Otak

Jauhkan benda-benda berbahaya
Kedua, penderita perlu dijauhkan dari benda yang berbahaya.
"Misalnya dia lagi masak, kita harus jauhkan panci, air panas, pisau," jelasnya.
Miringkan ketika kejang sudah berhenti
Ketika kejangnya sudah berhenti, pasien ditidurkan dalam posisi miring.
Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan air liur.
Tak perlu menyumbat mulut dengan benda tertentu

Baca juga: Bagaimana Cara Membantu Perkembangan Otak Anak?
Baca juga: Tak Cuma Bikin Masalah, Kolestrol Juga Punya Sederet Manfaat, Berperan Penting dalam Syaraf Otak
Selain itu, langkah tersebut penting untuk menjaga agar lidah tak terdorong ke belakang dan menyumbat saluran pernapasan.
Satu hal yang ditekankan dr Felix adalah untuk tidak memasukkan benda tertentu ke mulut pasien.
Pasalnya hal itu justru bisa mengundang bahaya lain pada paisen.
Tak perlu dipegang
"Yang kedua yang saya lihat adalah dipegang, ditahan."
"Itu juga tidak kita rekomendasikan," paparnya.
Pasalnya, penolong juga bisa berisiko terbentur atau terbentur.
"Jadi nanti bukan jadi penolong, tapi jadi korban juga," tandasnya.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)