Breaking News:

Kenali Gejala Hemofilia Agar Waspada Terhadap Kelainan Langka Pada Darah

Hemofilia adalah penyakit kelainan langka yang ada pada darah. Dimana darah tidak dapat menggumpal dan membeku secara normal.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
makassar.tribunnews.com
Ilustrasi seseorang menderita hemofilia 

TRIBUNHEALTH.COM - Hemofilia adalah penyakit kelainan langka yang ada pada darah.

Dimana darah tidak dapat menggumpal dan membeku secara normal.

Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik yang menyebabkan darah kekurangan protein untuk membentuk faktor pembekuan.

Umumnya saat seseorang mengalami luka dan mengeluarkan darah tubuh akan mengumpulkan sel-sel darah untuk membentuk gumpalan.

Baca juga: Sudah Tahukah Anda Bagaimana Konsep Scaling Pada Gigi? Jangan Takut, Begini Konsepnya

Baca juga: Tahukah Anda Jika Merokok Dapat Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Gusi? Simak Penjelasan Berikut

Agar darah dapat menghentikan pendarahan.

Namun pendarahan pada penderita hemofilia menjadi sulit berhenti.

Atau dapat berlangsung lebih lama.

Ilustrasi pendarahan yang tidak berhenti akibat menderita hemofilia
Ilustrasi pendarahan yang tidak berhenti akibat menderita hemofilia (palembang.tribunnews.com)

Lantas, apa saja gejala hemofilia?

1. Pendarahan pada luka, gusi, serta mimisan yang sulit berhenti

2. Ditemukannya darah pada urine dan feses

2 dari 4 halaman

3. Mudah mengalami memar

4. Pendarahan pada sendi yang diikuti dengan nyeri dan bengkak pada sendi siku dan lutut

Hemolia termasuk kedalam penyakit yang layak untuk diwaspadai.

Pasalnya, ada banyak komplikasi yang dapat ditimbulkan jika terjangkit penyakit ini.

Apabila pendarahan terus terjadi, hemofilia dapat menyebabkan syok hipovolemik.

Baca juga: Kenaga Gigi Saya Sering Ngilu Saat Mengunyah Makanan, Dok?

Baca juga: Dok, Kenapa Pasien yang Menjalani Kemoterapi Rambutnya Menjadi Rontok?

Syok hipovolemik merupakan kegagalan fungsi organ akibat kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.

Selain itu, ada beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi.

Yakni pendarahan di otot, sendi, saluran cerna, dan organ lainnya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Novie Amelia Chozie menjelaskan jika hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan.

Terjadi karena kekurangan faktor-faktor pembekuan darah.

3 dari 4 halaman

Hemofilia terbagi menjadi dua jenis.

Ilustrasi mengenal penyakit hemofilia
Ilustrasi mengenal penyakit hemofilia (Tribunnews.com)

Ada tipe A, yaitu kekurangan faktor VIII yang biasa disebut sebagai hemofilia klasik.

Dan tipe B, dimana kekurangan faktor pembekuan darah IX.

Sehingga jika terjadi pendarahan, darah tidak bisa membeku.

Akibatnya terjadi pendarahan yang sulit diatasi dan dapat mengancam jiwa.

Gejala lain yang dapat ditimbulkan adalah seringnya terjadi pendarahan di sendi dan otot.

Jika penanganan tidak optimal, sendi tersebut berpotensi mengalami kerusakan.

Apabila rusak, bisa cacat.

Jika cacat tidak bisa berjalan, bergerak, hingga mengganggu kehidupan.

Kondisi yang menyebabkan seseorang kekurangan produksi faktor VII maupun IX adalah terjadinya kerusakan gen.

4 dari 4 halaman

Seluruh sistem fungsi tubuh manusia di atur oleh gen.

Baca juga: Dok, Aman atau Tidak Jika Saya Berenang Di Kolam Renang Umum Saat Pandemi?

Baca juga: Dok, Apa yang Harus Kita Lakukan Pada Orang Tanpa Gejala (OTG)?

Gen yang berfungsi mengatur produksi faktor VIII dan IX mengalami kerusakan karena suatu sebab yang belum diketahui.

Bisa karena diturunkan, bisa juga karena suatu mutasi spontan.

Karena adanya suatu proses yang terjadi selama kehamilan.

Sehingga bayinya lahir dengan kelainan hemofilia.

Saat ini ada sekitar 2.700 kasus di Indonesia yang sudah tercatat terkait dengan kelainan hemofilia.

Seharusnya berdasarkan perhitungan statistik berdasarkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 260 juta ada sekitar 25.000 penderita hemofilia.

Memang di Indonesia masih menghadapi masalah under diagnosis untuk kasus hemofilia.

Masih banyak masyarakat yang belum paham gejala dan pemeriksaan hemofilia.

Ilustrasi pemberian suntikan terhadap penderita hemofilia
Ilustrasi pemberian suntikan terhadap penderita hemofilia (health.kompas.com)

Hemofilia terbagi menjadi beberapa derajat.

Yakni berat, sedang, dan ringan.

Kondisi ini tergantung dari kadar pembekuan darah.

Gejala hemofilia tergantung dari derajatnya.

Pada hemofilia yang berat, gejalanya dapat terlihat dari bayi, masih belajar merangkak, maupun baru belajar berjalan.

Biasanya akan timbul memar atau lebam pada bayi yang aktif bergerak.

Baca juga: Berikut 8 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal Agar Terhindar dari Penyakit Gagal Ginjal

Baca juga: Manusia Punya Gen Sirtuin yang Bikin Awet Muda, Fungsi Bisa Terganggu Gara-gara Makanan Ultra Proses

Perawatan bagi penderita hemofilia tipe A adalah akan diberikan faktor VIII.

Bagi penderita tipe B, akan diberikan faktor IX.

Faktor VIII atau faktor IX harus diberikan suntikan intravena ke pembuluh darah.

Suntikan intavena diberikan saat pendarahan pertama, pendarahan sendi sejak diagnosis awal.

Pemberian obat ini harus secara rutin.

Di Indonesia pemberian obat ini hanya saat jika diperlukan, karena obat intravena tergolong mahal.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Novie Amelia Chozie dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 26 April 2021.

(TribunHealth.com/Dhiyanti)

Berita lain tentang kesehatan ada di sini.

 
Selanjutnya
Tags:
Hemofiliapengobatan hemofiliaGejala Hemofilia
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved