Tanya:
Selamat pagi dok, usia saya 26 tahun.
Saya mempunyai riwayat penyakit tuberkulosis kelenjar getah bening.
Saya disarankan untuk vaksin oleh kantor saya.
Sementara kata teman saya jika saya divaksin maka penyakit kelenjar getah bening akan kambuh lagi dok.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Vaksin Covid-19 Sinovac? Simak Berikut Ini
Baca juga: Berikut Beberapa Hal yang Wajib Diketahui sebelum dan sesudah Vaksinasi?
Sedangkan terakhir saya periksa masih ada sisa kelenjar tersebut dok.
Mohon penjelasan dan solusinya dokter.
makasih.
Pertanyaan ini diajukan oleh @pusan12992 pada tayangan YouTube KompasTV, Senin (26/4/2021).
Dokter Menjawab:

Kondisi tuberkulosis Anda ini sebenarnya sudah riwayat ya.
Jadi artinya sudah tidak mendapatkan pengobatan tuberkulosis akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Sehingga apa yang terjadi saat ini, yang dirasakan masih ada benjolan, itu sebenarnya adalah akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Karena kita tahu, kalau kelenjar getah bening membesar, terkadang pada kondisi tertentu tidak bisa kembali lagi pada ukuran semula.
Hal ini akibat proses infeksi yag terjadi.
Baca juga: Cemas Menghadapi Vaksinasi? Simak Tips Berikut untuk Mengatasinya
Baca juga: Apakah Penderita Gangguan Tiroid Boleh Disuntik Vaksin Covid-19?

Tetapi kita tahu bahwa seseorang yang dalam pengobatan tuberkulosis, sangat layak untuk mendapatkan vaksin.
Jadi silahkan untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksin.
Kemudian yang perlu diketahui, setelah mendapatkan vaksinasi, vaksin tersebut tidak akan mempengaruhi kelenjar getah bening.
Karena yang distimulus dari vaksin itu berbeda dengan apa yang terjadi sebagai akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Jadi tidak perlu ragu.
Apalagi sudah selesai mendapatkan pengobatan tuberkulosis.
Jadi tentunya vaksinasi sangat layak untuk diberikan.
Baca juga: Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia, Bio Farma Siap Proses 47 Juta Dosis
Baca juga: Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 pada Tubuh yang Penting untuk Diketahui
*) Juru bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Dokter Siti Nadia Tarmizi.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)