TRIBUNHEALTH.COM - Kita semua menanggung resiko terinfeksi apapun keadaan imunitas kita.
Jika kita memiliki penyakit bawaan atau penyakit penyerta yang menurunkan daya tahan tubuh, maka resiko infeksi dan berubah menjadi sakit bisa lebih cepat dan derajat sakit lebih berat.
Orang berusia menengah tanpa penyakit penyerta dan gaya hidup yang sehat ketika teriksi, mungkin infeksinya tidak sampai memiliki gejala yang lebih berat.
Seperti yang diketahui bahwa pasien tanpa gejala merupakan populasi yang mayortitas pada kasus covid.
Dan penting untuk diketahui bahwa, target dari penatalaksanaan adalah untuk mendapatkan hasil PCR 2x berturut-urut negatif.

Baca juga: Dok, Apakah Betul Melon Bisa Sebabkan Penyakit Darah Rendah?
Bisa ditempuh menurut protokol covid bisa isolasi mandiri dirumah atau dirumah sakit darurat.
Tujuan dari isolasi dirumah sakit adalah, yang pertama untuk menurunkan resiko menginfeksi anggota keluarga atau lingkungan.
Yang kedua, monitoring terutama pengecekan suhu tubuh dilakukan dua kali dalam sehari.
Yang ingin dilihat adalah jika sudah dihari ke 9 atau 13 apakah ada faktor krusial seseorang penderita covid diketahui bahwa akan sembuh tanpa gejala atau ada perkembangan menjadi pneumonia.
Hanya sebagian orang tanpa gejala yang menderita pneumonia.

Baca juga: Perlu Waspada, Ini Beragam Risiko bila Sering Bekerja di Atas Kasur
Pneumonia tidak hanya diketahui dari pemeriksaan paru, tetapi juga dari pemeriksaan radiologi.
Misalnya, foto rontgent atau Ct-scan memiliki resolusi lebih tajam yang bisa menangkap kelainan minimal di organ paru.
Obat-obatan yang dibutuhkan untuk pasien tanpa gejala ini biasanya bersifat supportif, seperti vitamin, vitamin C 4x500mg, vitamin B3, mikronutien yang mengandung zinc dan selenium, aktifitas fisik yang cukup, dan hygiene.
Jadi sifatnya supportif, belum ada terapi-terapi untuk orang tanpa gejala.
Yang penting mengonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
Baca juga: Jangan Salah Kira, Ini Beda Insomnia dengan Susah Tidur Biasa
Ini dikutip dari tayangan YouTube KompasTV dalam acara Tanya-Jawab Covid-19 bersama dr. Fariz Nurwidya, Dokter spesialis paru. Kamis (18/6/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)