TRIBUNHEALTH.COM - drg R. Ngt. Anastasia Ririen berbicara mengenai gingivitis atau radang gusi dalam program Sapa Dokter, yang tayang live di YouTube Tribunnews pada 9 April 2021.
drg Anastasia menyebut, biasanya radang gusi tidak disadari pada masa-masa awal.
Terlebih ketika disebabkan oleh plak pada gigi.
Pasalnya, pada kondisi tersebut gusi tidak langsung merasakan sakit.
Selain karena plak, radang gusi juga bisa disebabkan oleh hal lain.
"Misalkan keberadaan mikroorganisme tertentu, kemudian virus, infeksi jamur, benda asing, penyakit sistemik," papar drg Anastasia.
"Kadang kala tidak diawali dengan plak, tetapi pasien mengalami keluhan."
Ciri-ciri Radang Gusi

Baca juga: Beragam Manfaat Kumur Air Garam untuk Kesehatan Mulut dan Gigi
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Agar Tidak Ompong di Hari Tua
"Bicara soal radang, berarti ada sesuatu yang sifatnya anomali," kata drg Anastasia.
"Ketika terjadi anomali, apa yang bisa kita ketahui dari kondisi gingiva (gusi) tadi?"
Salah satu ciri yang bisa diamati adalah bentuk gusi yang berubah.
"Yang kedua yang paling mudah mendeteksinya adalah mudah berdarah," katanya.
Hal ini menjadi khas dari radang gusi atau yang dikenal dengan gingivitis.
"Kemudian ada rasa tidak nyaman pada gusi."
"Selain itu ada juga halitosis. Halitosis itu aroma tidak sedap, tidak seperti sewajarnya karena aktivitas mikroorganisme," drg Anastasia melanjutkan penjelasannya.
Penyebab Radang Gusi

Baca juga: Mengatasi Trauma Anak Terhadap Dokter Gigi Bersama Dokter Gigi drg. R. Ngt. Anastasia Ririen
Baca juga: Sering Mengalami Pembengkakan pada Gigi? Hati-hati, Jika Dibiarkan Akan Jadi Bengkak Kronis
Mengenai penyebab, drg Anastasia menyebut dua hal.
Pertama adalah plak sebagai penyebab utama.
Lalu radang gusi juga bisa disebabkan mikroorganisme.
"Mikroorganisme dalam kasus gingivitias mayoritas adalah mikroorganisme yang aerob."
"Yang nanti akan berkembang juga. Bakteri anaerob juga punya peran di sana ketika sudah sampai ke kasus kronis atau kasus lanjut," paparnya.
Berikutnya adalah faktor predisposisi, faktor yang bisa mempercepat dan memperparah gingivitis.
"Satu adalah soal restorasi atau bentuk penambalan," jelas drg Anastasia.
Baca juga: Apakah Normal Jika Tumbuh Gigi Geraham di Usia Dewasa? Begini Penjelasan drg. Citra Paramita
Baca juga: Apakah Teknik Veneer Gigi Aman Dilakukan? Efek Apa Yang Ditimbulkan?

"Itulah mengapa kita perlu mengunjungi dokter yang berkompeten, agar mendapatkan perawatan yang tepat," pesannya.
Kedua, adanya karies atau lubang pada gigi.
Tidak halusnya permukaan gigi itu mempermudah makanan menyelip pada permukaan gigi di dekat gusi.
Hal inilah yang pada nantinya akan memicu gingivitis.
"Kemudian protese yang tidak dirawat dengan tepat, itu juga bisa menjadi predisposisi cepatnya radang gusi," tambahnya.
"Alat orto yang dipasan pada permukaan gigi, apabila sebagai pasien kita kurang ideal menjaga kebersihannya, itu paling sering terjadi bisa memicu kejadian gingivitis."
"Kemudian gigi yang berjejal," lanjutnya.

Gigi yang letaknya berjejal bisa mempercepat gingivitis.
Pasalnya bentuk gigi yang demikian bisa mempersulit upaya pembersihan, kata drg Anastasia.
"Mereka yang bernapas melalui mulut memang ada peran untuk gingivitis."
"Kemudian ada lagi faktor modifikasi. Artinya bukan lagi sekadar plak atau predisposisi tadi. Tetapi ini ada hubungannya dengan kondisi di antaranya kondisi sistemik, kesehatan umum pemilik tubuh," paparnya.
"Kemudian hal lain lagi adalah malnutrisi."
Baca artikel lain seputar kesehatan gigi dan mulut di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)