Pertanyaan:
Konsumsi sayur yang baik bagaimana sih dok?
Apakah lebih baik dikonsumsi menyerupai wujud asli, dalam artian tidak mengalami banyak proses masak.
Atau malah harus dimasak terlebih dulu?
Pertanyaan tersebut ditanyakan oleh Jurnalis Tribunnews.com, Alfin Wahyu, dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnews.com.
Jawaban Dokter:
Dokter filsuf ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen menjelaskan sayur ada dua jenis.

Baca juga: Viral Diet Tanpa Konsumsi Sayur, Apakah Berbahaya? Ini Penjelasan Ahli Gizi
"Jadi begini. Sayur itu ada dua macam. Ada yang normalnya dimakan mentah, kita orang Indonesia mengenalnya lalap," jawabnya.
Kendati demikian, ada pula sayur yang harus dimasak.
Sayur-sayur yang biasa dimakan sebagai lalap, sebenarnya sangat kaya dengan antioksidan.
"Sebab apa? Antioksidan itu peka terhadap suhu. Kalau kita masak tidak ada gunanya. 50 sampai 70 persen udah hilang antioksidannya," penjelasan dr Tan.
Sementara itu, memang ada sayur yang harus dimasak karena memiliki fitat yang tinggi.
"Karena fitat ini sifatnya akan menghambat penyerapan zat besi dan yang lain-lain."
Tapi tak perlu khawatir.
Pasalnya zat tersebut akan hilang ketika melalui proses pemasakan.
Beberapa di antara sayur tersebut, antara lain bayam, pakcoy, daun singkong, daun pepaya, dan lain-lain.
dr Tan kemudian mencontohkan tomat, yang bisa digunakan sebagai lalap maupun dimasak.
Akan tetapi kandungannya menjadi berbeda.
"Tomat ada yang dimakan mentah, namanya lalap ya. Karena kita cari betakaroten, antioksidan, vitamin C, dan sebagainya."
"Tapi kalau kita mau ambil likopen dalam tomat, maka harus direbus sebentar. Atau kita masukin dalam pepes, dalam sop, likopennya baru akan keluar. Karena kita beri panas sedikit gitu," contohnya.
Karenanya penting untuk mengetahui kandungan dan jenis-jenis sayur yang akan dimasak.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)