Mom and Baby

9 Dampak Buruk Kurang Tidur pada Remaja, Mempengaruhi Tumbuh Kembang hingga Prestasi Akademik

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi dampak kurang tidur pada remaja

TRIBUNHEALTH.COM - Masa remaja merupakan salah satu masa yang krusial dalam perkembangan anak.

Selama masa ini, anak mengalami perkembangan fisik, kognitif, serta sosio-emosioanal yang pesat.

Ini sebabnya, setiap remaja perlu menjaga kesehatan mereka demi mendukung perkembangan tersebut, termasuk tidur yang cukup.

Tidak cukup tidur bisa memberikan dampak buruk, mulai dari imun yang melemah, risiko obesitas, hingga ketidakseimbangan hormon.

Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Sistem kekebalan tubuh melemah

ilustrasi tidur siang (kompas.com)

Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Hal ini membuat remaja lebih rentan terhadap penyakit seperti pilek, flu, dan infeksi.

Pasalnya tidur adalah waktu di mana tubuh memproduksi sel-sel yang melawan infeksi dan sitokin, sehingga kurang istirahat mengurangi kemampuannya untuk melawan patogen secara efektif.

2. Menurunnya prestasi akademik

Otak yang lelah akan kesulitan berkonsentrasi, menyimpan informasi, dan memecahkan masalah.

Remaja yang kurang tidur sering mengalami gangguan memori, penurunan kewaspadaan, dan kesulitan fokus, yang semuanya dapat berdampak negatif pada prestasi mereka di sekolah dan ujian.

Baca juga: 7 Alternatif Minuman Pengganti Soda, Lebih Sehat dan Bantu Cegah Penyakit Kronis

3. Perubahan suasana hati dan masalah kesehatan mental

Kurang tidur berkaitan erat dengan ketidakstabilan emosi, iritabilitas, kecemasan, dan bahkan depresi pada remaja.

Kurang tidur memengaruhi area otak yang bertanggung jawab atas pengaturan emosi, sehingga mempersulit pengelolaan stres dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental jangka panjang.

4. Meningkatnya risiko obesitas

Tidur berperan dalam mengatur hormon-hormon yang memicu rasa lapar seperti ghrelin dan leptin.

Kurang tidur meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan manis serta mengurangi aktivitas fisik, yang keduanya dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan yang tidak sehat dan obesitas pada remaja.

ilustrasi seseorang yang mengalami obesitas (health.kompas.com)

5. Ketidakseimbangan hormon

Remaja mengalami perubahan alami dalam ritme sirkadian mereka, tetapi kualitas tidur yang buruk secara terus-menerus dapat semakin mengganggu regulasi hormon. Hal ini memengaruhi pertumbuhan, metabolisme, nafsu makan, dan respons stres, yang berpotensi menyebabkan masalah endokrin jangka panjang.

Halaman
12