TRIBUNHEALTH.COM - Maag dan berbagai masalah lambung lainnya bisa terjadi pada ibu hamil.
Bahkan maag merupakan salah satu kondisi yang banyak terjadi selama kehamilan.
Cleveland Clinic menyebut, sekitar 30 persen hingga 80% wanita hamil mengalami heartburn akibat asam lambung.
Biasanya gejala maag dan masalah asam lambung muncul dalam waktu 30 menit hingga satu jam setelah makan, namun juga bisa lebih lama.
Beberapa gejala umumnya antara lain:
- Perasaan kembung dan perut penuh
- Sering sendawa
- Sensasi terbakar di kerongkongan hingga dada
- Rasa asam hingga pahit di belakang tenggorokan
- Ketidaknyamanan di area perut.
Penyebab
Maag selama kehamilan bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab berikut ini.
Perubahan kadar hormon
Kadar hormon seorang wanita berubah selama kehamilan, yang memengaruhi cara tubuh menoleransi dan mencerna makanan.
Hormon memperlambat sistem pencernaan sehingga makanan bergerak lebih lambat.
Inilah yang meningkatkan kemungkinan kembung, nyeri ulu hati, dan sembelit.
Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Kulit agar Tetap Glowing dan Lembap Saat Cuaca Panas Musim Kemarau
Sfingter esofagus mengendur
Hormon progesteron dapat menyebabkan sfingter esofagus bagian bawah (LES) mengendur
Otot ini terletak di antara lambung dan esofagus.
Biasanya, otot ini terbuka untuk memungkinkan makanan melewati esofagus ke lambung.
Otot ini menutup untuk mencegah asam lambung merembes ke esofagus.
Progesteron dapat menyebabkan LES terlalu rileks, sehingga tidak menutup untuk mencegah asam lambung mengalir balik.
Baca juga: 5 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai serta Gejalanya, Mengingatkan Pentingnya Kontrol Rutin
Rahim membesar
Seiring pertumbuhan janin, rahim akan membesar.
Rahim dapat memenuhi perut, menyebabkan asam lambung mengalir ke atas, ke kerongkongan.