TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali kita dengar jika kehamilan di luar kandungan terjadi di lingkup masyarakat.
Kehamilan di luar kandungan, memiliki istilah medis yakni kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik bisa terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar dinding rahim.
Pada kondisi kehamilan di luar kandungan, zigot tumbuh tidak pada rahim, seperti di ovarium, leher rahim atau tuba falopi.
Kehamilan ektopik berisiko tinggi, karena bisa menyebabkan perdarahan hingga mengancam nyawa.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kehamilan di luar kandungan, kita bisa bertanya langsung dengan dikter spesialis kebidanan dan kandungan berkompeten seperti dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes.
Baca juga: 5 Faktor Berat Badan Susah Turun Pasca Melahirkan, Apa Saja?
Pertanyaan:
Kondisi kehamilan di luar kandungan apakah bisa disebabkan oleh faktor genetik?
Misalkan sebelumnya, ibunya pernah mengalami kehamilan di luar kandungan, sehingga meningkatkan risiko menurunkan kepada anaknya dok?
Mita, di Pacitan
dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes menjawab:
Kehamilan ektopik terganggu ini memang paling banyak disebabkan oleh infeksi.
Jadi, yang dimaksud ini adalah anaknya nanti bisa terjadi kehamilan ektopik ya?
Bukan berarti seperti itu juga sih. Ini harus tau juga faktor-faktor risiko. Tetapi bukan berarti kalau seumpamanya ibu di kehamilan sebelumnya terkena kehamilan ektopik terganggu, anaknya pasti kena, endak.
Baca juga: 3 Kondisi Kesehatan yang Rentan Dialami Ibu Pasca Melahirkan, Jangan Abai ya Moms!
Itu kita lihat faktor-faktor risikonya seperti adanya suatu infeksi atau tidak, mungkin adanya suatu penyakit menular seksual.
Jadi tidak bisa langsung diputuskan kalau ibunya terkena kehamilan ektopik terganggu, lantas anaknya juga bisa terjadi kehamilan ektopik terganggu, tidak.
Tetapi ya itu tadi, ada faktor-faktor risiko yang tentunya harus kita perhatikan.
Profil dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes
dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes merupakan seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).
Baca juga: 3 Sayuran Pahit yang Jadi ASI Booster dan Menjaga Kesehatan Ibu Menyusui
Sejak tahun 2016, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes berkeja di berbagai rumah sakit, antara lain: