TRIBUNHEALTH.COM - Berbagai faktor bisa menjadi penyebab masalah pada kulit.
Kulit yang tidak sehat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Kondisi kulit kering dan hilangnya elastisitas kulit ternyata berkaitan dengan kualitas kulit itu sendiri.
Masalah kulit seperti kurang elastis dan kulit kering bisa diatasi dengan treatment.
Ya, salah satunya yakni treatment DNA salmon.
DNA salmon merupakan perawatan yang bertujuan untuk meregenerasi sel-sel kulit mati, sehingga kulit nampak kencang, segar dan awet muda.
Tak heran jika banyak yang ingin melakukan treatment DNA salmon untuk mengatasi berbagai masalah kulitnya.
Sekarang ini banyak obat-obatan yang mengandung vitamin yang bisa menunjang estetika.
Baca juga: Ibu Hamil Boleh Makan Durian? Simak Tips Aman Nikmati Durian Selama Kehamilan
Apabila seseorang mengonsumsi obat-obatan, entah itu minuman berkolagen maupun vitamin-vitamin lainnya. Apakah juga diperbolehkan treatment DNA salmon?
Dokter kecantikan, dr. Irmadani Intan Pratiwi menyampaikan pendapatnya melalui tayangan YouTube TribunHealth mengenai treatment DNA salmon.
Beberapa orang yang menginsumsi minuman berkolagen pun memanyakan apakah boleh melakukan treatment DNA salmon.
dr. Irmadani menuturkan, seseorang yang konsumsi minuman berkolagen atau vitamin yang menunjang estetika tetap bleh perawatan DNA salmon.
Ia menambahkan jika tidak ada larangan mengenai makanan atau minuman yang dikonsumsi, beserta skincare yang digunakan.
"Boleh kok gak ada pantangan, gak ada larangan apa yang dikonsumsi, apa yang pakai skincarenya. Aman," kata dr. Irmadani Intan.
Baca juga: 11 Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui: Dukung Produksi ASI dengan Gizi Seimbang
Meski konsumsi minuman berkolagen dan melakukan suntik DNA salmon. tidak ada dampak yang terjadi.
"Enggak menimbulkan dampak lainnya," lanjutnya.
Rahasia Kulit Glowing: Simak Prosedur Perawatan DNA Salmon!
Sebelum melakukan treatment, penting untuk memahami prosedur dari DNA salmon ini.
dr. Irmadani Intan menuturkan jika prosedur DNA salmon sangat simple.
Pertama, yang harus dilakukan adalah konsultasi dengan dokter.