6 Potensi Efek Samping Diet Intermittent Fasting, Kurang Cocok untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi intermittent fasting

Wanita hamil dan orang dewasa yang lebih tua sangat rentan terhadap efek buruk kekurangan nutrisi selama puasa.

3. Dampak pada Kesehatan Mental

Puasa intermiten dapat memiliki efek campuran pada kesehatan mental, berpotensi memperburuk kecemasan dan gangguan suasana hati pada populasi yang rentan.

Selain itu, intermittent fasting dapat meningkatkan risiko perilaku makan yang tidak teratur, terutama pada individu dengan riwayat gangguan makan.

Di sisi lain, intermittent fasting jangka pendek telah dikaitkan dengan peningkatan neuroplastisitas, yang menunjukkan potensi manfaat kognitintermittent fasting.

Baca juga: 8 Manfaat Mengonsumsi Daun Singkong Bagi Kesehatan, Kaya Akan Protein dan Asam Amino

4. Potensi Stres pada Ibu Hamil dan Menyusui

Puasa intermiten menimbulkan risiko bagi ibu hamil dan menyusui karena berpotensi memengaruhi perkembangan janin dan produksi ASI. 

Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan stres oksidatintermittent fasting dan mengganggu ketersediaan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan janin.

Selain itu, berkurangnya asupan kalori dapat memengaruhi tingkat energi ibu dan efisiensi laktasi.

Risiko ini menyoroti perlunya pengawasan medis bagi wanita yang mempertimbangkan puasa selama periode sensitintermittent fasting ini.

5. Risiko Kehilangan Kepadatan Tulang

Intermittent fasting dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang akibat berkurangnya asupan nutrisi, khususnya kalsium dan vitamin D. 

Penelitian menunjukkan bahwa puasa yang berkepanjangan atau pembatasan kalori yang parah dapat berdampak negatintermittent fasting pada kesehatan tulang, meningkatkan risiko patah tulang.

Penurunan massa tubuh tanpa lemak selama puasa juga dapat memperburuk kerapuhan rangka.

Selain itu, orang dewasa yang lebih tua yang melakukan intermittent fasting memiliki risiko yang lebih tinggi, sehingga memerlukan pemantauan kesehatan tulang yang ketat.

6. Interaksi dengan Obat-obatan

Puasa intermiten dapat memengaruhi efektivitas dan metabolisme obat-obatan tertentu, khususnya obat untuk diabetes dan hipertensi. 

Penelitian menyoroti bahwa puasa mengubah farmakokinetik obat, yang berpotensi menyebabkan hipoglikemia atau efek terapi yang kurang optimal.

Penyesuaian dosis mungkin diperlukan, khususnya bagi individu yang mengonsumsi insulin atau agen penurun glukosa .

Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan guna mengurangi risiko, karena puasa yang tidak tepat dapat memperburuk efek samping terkait pengobatan.

(TribunHealth.com)