Jika Anda sudah memiliki masalah pernapasan seperti asma atau emfisema, stres dapat membuat Anda semakin sulit bernapas.
Saat stres, jantung Anda juga memompa lebih cepat.
Hormon stres menyebabkan pembuluh darah Anda menyempit dan mengalihkan lebih banyak oksigen ke otot-otot Anda sehingga Anda akan memiliki lebih banyak kekuatan untuk bertindak.
Namun, hal ini juga meningkatkan tekanan darah Anda.
Akibatnya, stres yang sering atau kronis akan membuat jantung Anda bekerja terlalu keras dalam waktu yang lama.
Ketika tekanan darah Anda meningkat, risiko Anda terkena stroke atau serangan jantung pun meningkat.
Sistem pencernaan, gula darah, serta hormonal
Saat stres, hati Anda memproduksi gula darah (glukosa) ekstra untuk memberi Anda tambahan energi.
Jika Anda mengalami stres kronis, tubuh Anda mungkin tidak dapat mengimbangi lonjakan glukosa ekstra ini.
Stres kronis dapat meningkatkan risiko Anda terkena diabetes tipe 2.
Lonjakan hormon, napas cepat, dan peningkatan denyut jantung juga dapat mengganggu sistem pencernaan Anda.
Anda lebih mungkin mengalami nyeri ulu hati atau refluks asam karena peningkatan asam lambung.
Stres juga dapat memengaruhi cara makanan bergerak melalui tubuh Anda, yang menyebabkan diare atau sembelit.
Anda mungkin juga mengalami mual, muntah, atau sakit perut.
Baca juga: 6 Khasiat Ashwagandha, Tanaman Herbal dari India untuk Meredakan Stres dan Stabilkan Gula Darah
Sistem otot
Otot-otot Anda menegang untuk melindungi diri dari cedera saat Anda stres.
Otot cenderung melepaskan hormon tersebut lagi saat Anda rileks, tetapi jika Anda terus-menerus stres, otot Anda mungkin tidak mendapat kesempatan untuk rileks.
Otot yang tegang menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan bahu, serta nyeri tubuh.
Seiring waktu, hal ini dapat memicu siklus yang tidak sehat saat Anda berhenti berolahraga dan beralih ke obat pereda nyeri untuk meredakannya.
Seksualitas dan sistem reproduksi