TRIBUNHEALTH.COM - Kehadiran sang buah hati menjadi hal yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri.
Menjalani kehamilan lancar dan kondisi janin yang sehat adalah tujuan utama yang harus dipersiapkan.
Untuk mencapat tujuan tersebut, maka diperlukan persiapan yang matang.
Benar atau tidak, konsumsi asam folat, vitamin E dan susu persiapan kehamilan itu bisa mempercepat seorang wanita bisa hamil?
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Maria Ratna Andjani Sp.OG., M.Med menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai konsumsi asam folat, susu dan vitamin E apakah bisa mempercepat wanita mendapatkan kehamilan.
Banyak masyarakat yang mulai mengonsumsi asam folat, vitamin E dan juga susu agar cepat mendapatkan kehamilan.
Baca juga: 9 Kacang dan Biji-bijian Wajib Dikonsumsi Pasangan yang Ingin Hamil
dr. Maria Ratna menyampaikan bahwa asupan-asupan suplemen seperti asam folat, vitamin E dan susu akan membantu tubuh lebih siap untuk hamil.
Misalnya saja pasangan berkomitemen program hamil 6 bulan lagi, namun mulai minum asam folat, vitamin D dan vitamin E dari sekarang juga tidak masalah.
"Asupan-asupan suplemen seperti itu bisa membantu tubuh kita untuk lebih siap, lebih bagus. Misalnya program hamilnya mau nanti aja 6 bulan lagi, tapi saya mau minum asam folat dari sekarang, vitamin D dari sekarang, vitamin E, boleh silahkan gak papa," kata dr. Maria Ratna.
Kata dr. Maria Ratna, sekarang vitamin tersebut ada yang berbentuk susu.
Namun, susu sedikit sulit menghitung nilai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
"Ada yang sekarang dalam bentuk susu, misalnya ya kalau susu mah agak susah tepatnya ngitung yang masuk ya. Tapi kalau misalnya 'oh saya mau minum asam folat 400 'misalnya, ya silahkan gak papa, gak masalah,"
Baca juga: 7 Upaya Agar Gondongan Cepat Sembuh, Jangan Lupa Banyak Minum
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Perencanaan Progam Kehamilan
Tentunya bagi setiap pasangan yang hendak menikah ataupun sudah menikah jika ingin segera mendapatkan kehamilan, diperlukan persiapan yang matang.
dr. Maria Ratna menyampaikan bahwa perencanaan kehamilan ini tergantung dari komitmen dan kesiapan pasangan.
Ia menyarankan, perencanaan dilakukan berkisar enam bulan hingga satu tahun sebelum pernikahan sudah melakukan premarital check up.
"Kembali lagi terhadap komitmen dan kesiapan pasangan tersebut," ujar dr. Maria Ratna.
"Yang pasti, saya sarankan satu tahun atau enam bulan lah ya. Enam bulan sebelum pernikahan, pasangan ini sudah melakukan pemeriksaan premarital check up,"
Kata dr. Maria Ratna, sebelum menikah, kedua pasangan tersebut sudah mengenali kondisi fisik masing-masing, juga mengenai problem yang terjadi.
Ia menegaskan, premarital check up bukan untuk membatalkan pernikahan.
Baca tanpa iklan