8 Keunggulan Tempe sebagai Sumber Protein, Ramah Diabetes dan Bisa Turunkan Kolesterol

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi tempe baik untuk kesehatan

Satu cangkir porsi tempe mengandung 20 persen zat besi harian, yang sebanding dengan zat besi dalam 3 ons daging tenderloin yang dimasak.

Ambillah tempe secara teratur jika Anda mengikuti diet vegetarian atau vegan dan membutuhkan lebih banyak zat besi.

Mengandung lemak sehat

tempe - makanan tinggi protein (Tribun-travel)

Tempe mengandung banyak lemak nabati yang sehat.

Satu cangkir potongan tempe cincang memiliki 18 gram lemak total, yang sebagian besar berasal dari sumber mono dan tak jenuh ganda yang menyehatkan jantung.

Ada sekitar 365 miligram lemak omega-3 dan hampir 6.000 miligram lemak omega-6.

Karena dianjurkan untuk makan banyak lemak tak jenuh setiap hari, umumnya tidak ada alasan untuk menghindari tempe.

Makan jenis lemak sehat ini setiap kali makan membantu menjaga rasa lapar dan seiring waktu dapat membantu menurunkan kolesterol LDL "jahat".

Baca juga: 5 Kerugian Kerja Shift Malam dalam Jangka Panjang, Rawan Penyakit Jantung hingga Kanker

Dapat mendukung kesehatan usus

Melansir WebMD, tempe kaya akan serat, khususnya jenis serat yang dikenal sebagai prebiotik.

Serat ini memberi makan bakteri menguntungkan di usus, membantu mereka berkembang dan bertambah jumlahnya.

Banyak dari bakteri usus ini menghasilkan senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek, yang memiliki efek menguntungkan pada usus serta kesehatan kita secara lebih luas.

Dapat mendukung kesehatan tulang

Tempe kaya akan mineral ramah tulang termasuk kalsium, magnesium, dan fosfor.

Selain itu, proses fermentasi yang terlibat dalam produksi tempe memecah senyawa yang dikenal sebagai anti-nutrisi, yang dapat menghambat penyerapan beberapa mineral tersebut.

Hal ini membuat makanan fermentasi lebih mudah dicerna dan nutrisi yang diberikannya lebih mudah kita serap.

ilustrasi kolesterol (kompas.com)

Dapat membantu mengelola kolesterol

Produk kedelai mengandung senyawa alami yang disebut isoflavon, yang konsumsi rutinnya dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol.

Penelitian menunjukkan bahwa hal ini mencakup penurunan low-density lipoprotein (LDL), jenis yang sering disebut sebagai kolesterol 'jahat', serta kolesterol total.

Sumber antioksidan pelindung

Halaman
123