Diet Keto Apakah Bisa Mengecilkan Perut Buncit? Begini Tanggapan Ahli Gizi

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi diet keto

"Tujuan dari diet keto ini adalah, kalau misalkan kita konsumsi lemaknya lebih tinggi, lemak itu tidak akan berkesempatan untuk dijadikan cadangan. Karena tubuh pastinya akan kekurangan energi, karena asupan karbohidratnya tidak ada," lanjutnya.

Ilustrasi bahan makanan diet keto (solo.tribunnews.com)

Baca juga: Mungkinkah Terjadi Masalah atau Komplikasi pada Payudara saat Hamil?

Ia menambahkan, dengan diet keto ini, diharapkan banyaknya lemak yang dikonsumsi diubah menjadi energi.

Kata Radyan Yaminar, antara lemak, karbohidrat dan protein, satu sama lain bisa menggantikan perannya sebagai energi.

Namun, lemak yang diubah menjadi energi ini berbeda dengan karbohidrat.

Lemak, tidak dibuah 100 persen menjadi energi, berbeda dengan karbohidrat yang efektif bisa langsung digunakan untuk energi.

"Nah, dengan harapannya asupan lemak yang diperbanyak tadi, waktu kita makan langsung diubah jadi energi," imbuhnya.

"Karena, antara lemak, karbohidrat dan protein, tiga ini bisa menggantikan satu sama lain perannya jadi energi," sambung R. Radyan.

"Tapi perlu diingat lagi, kalau misal lemak itu perubahan menjadi energi berbeda dengan karbohidrat. Lemak itu tidak diubah langsung 100 persen menjadi energi, beda dengan karbohidrat yang efektif langsung bisa digunakan energi untuk makhluk hidup," jelasnya.

Baca juga: 5 Pengaruh Buruk Diet Air Putih atau Water Fasting bagi Kesehatan

Namun, lemak setelah dipecah menjadi energi atau melalui proses Glukoneogenesis (perubahan energi selain karbohidrat), akan menghasilkan zat keto.

Ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar mengungkapkan, jika zat keto di dalam darah terlalu banyak bisa berbahaya.

Kondisi darah akan menjadi lebih asam sehingga bisa mengakitbakan berbagai penyakit.

"Tapi kalau lemak itu setelah dipecah menjadi energi atau melalui proses Glukoneogenesis perubahan energi selain karbohidrat. Itu nanti menghasilkan zat keto," tuturnya.

"Kalau misalkan nanti keton ini terlalu banyak di dalam darah, itu nanti berbahaya. Karena nanti darahnya, kondisinya menjadi lebih asam. Jadi bisa mengakibatkan beberapa penyakit malahan," terangnya.

Radyan Yaminar menambahkan, ada penyakit diabetes karena tingkat keasaman yang tinggi di dalam darah.

ilustrasi seseorang yang berusaha memiliki berat badan ideal (parapuan.co)

Baca juga: 9 Jus untuk Diet Sehat, Bisa Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Harian

Selain itu, tingginya zat keton di dalam darah bisa menyebabkan gagal ginjal.

"Ada namanya diabetes karena tingkat keasaman darahnya itu tinggi. Terus habis itu juga nanti ada namanya gagal ginjal juga karena zat ketonnya juga terlalu tinggi. Itu malah jadi sakit macam-macam," kata R. Radyan Yaminar.

Mungkin beberapa orang yang menjalankan diet keto mengalami penurunan berat badan dan perut buncit dengan cepat.

Penurunan lebih cepat karena asupan karbohidratnya berkurang.

Namun, efek kesehatanpun bisa berpengaruh.

"Kalau misal dikatakan 'loh saya mengikuti diet keto ini berat badan saya turun cepat atau perut buncit saya juga cepat turunnya', dikatakan itu ya memang fakta. Kalau misalkan untuk penurunannya lebih cepat karena asupan karbohidratnya berkurang. Tapi dari efek kesehatannya, dia akan berpengaruh juga," tambahnya.

Halaman
123