Trend dan Viral

Menilik Seriusnya Diabetes: 5 Komplikasi yang Mengintai dan Membayangi Kesehatan Pengidap

Penulis: dhiyanti.nawang
Editor: dhiyanti.nawang
ilustrasi penderita penyakit alzheimer

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa risiko demensia ini, khususnya Alzheimer, semakin meningkat seiring lamanya seseorang menderita diabetes tipe 2.

Ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan pengelolaan diabetes untuk mencegah komplikasi serius, termasuk gangguan kognitif.

Dr. Maria Lopez, seorang ahli endokrinologi yang terlibat dalam penelitian ini, menyatakan, "Temuan kami menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat antara diabetes tipe 2 dan risiko demensia, terutama Alzheimer. Oleh karena itu, penting bagi individu yang memiliki diabetes untuk secara ketat mengelola kadar gula darah mereka dan mengadopsi gaya hidup sehat."

Baca juga: Khasiat Luar Biasa Daun Kelor: Penurun Kolesterol Efektif, Asam Urat dan Pencegah Diabetes Utama

Gaya hidup sehat, seperti pola makan yang seimbang, aktivitas fisik teratur, dan kontrol berat badan, dianggap kunci dalam mengurangi risiko demensia pada individu dengan diabetes.

Selain itu, penekanan pada pemantauan kesehatan otak secara rutin juga dianggap penting dalam pencegahan komplikasi yang lebih serius.

Penelitian ini memberikan dorongan tambahan bagi masyarakat dan profesional kesehatan untuk meningkatkan kesadaran akan risiko demensia yang terkait dengan diabetes tipe 2.

Pendidikan dan pencegahan dini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi pada populasi yang rentan.

3. Kerusakan saraf

ilustrasi seseorang yang mengalami kerusakan saraf (freepik.com)

Penelitian terbaru yang dikutip dari laman Mayo Clinic menyoroti konsekuensi serius dari diabetes terhadap kesehatan saraf.

Tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah kecil, yang dikenal sebagai kapiler, yang pada gilirannya dapat merugikan saraf.

Kondisi ini memunculkan berbagai gejala seperti kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau nyeri, yang sering kali dimulai dari ujung jari kaki atau tangan dan secara perlahan menyebar ke area lainnya.

Pada individu dengan diabetes, peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat memicu proses inflamasi dan oksidatif pada pembuluh darah kecil di sekitar saraf.

Ini mengarah pada kerusakan pada saraf-saraf perifer, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal sensorik seperti rasa sentuhan dan nyeri ke otak.

Ketika kapiler mengalami kerusakan, aliran darah ke saraf-saraf ini dapat terganggu, menyebabkan gejala yang menciptakan ketidaknyamanan dan memengaruhi kualitas hidup penderita.

Dr. Sarah Mitchell, seorang ahli endokrinologi yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan, "Penting bagi penderita diabetes untuk memahami bahwa kondisi ini bukan hanya masalah kadar gula darah yang tinggi, tetapi juga dampak jangka panjangnya pada kesehatan saraf. Gejala awal seperti kesemutan atau mati rasa mungkin terlihat sepele, tetapi dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik."

Baca juga: Strategi Sederhana untuk Menghindari Diabetes dengan Mengurangi Konsumsi Gula

Para peneliti menekankan perlunya pemantauan ketat terhadap kadar gula darah dan penerapan perubahan gaya hidup sehat sebagai langkah preventif.

Penderita diabetes diingatkan untuk menjaga kontrol gula darah mereka agar tetap dalam batas normal, menjalani pola makan seimbang, dan rutin berolahraga untuk mengurangi risiko kerusakan saraf yang dapat berkembang seiring waktu.

Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya manajemen diabetes yang baik guna mencegah komplikasi serius yang dapat timbul seiring berjalannya waktu.

4. Stroke

ilustrasi seseorang mengalani tanda dan gejala stroke (health.kompas.com)

Studi terbaru mengungkap bahwa diabetes bukan hanya mengancam kesehatan jantung, tetapi juga menjadi pemicu serius untuk risiko stroke pada penderitanya.

Pada dasarnya, kondisi diabetes mengganggu kesehatan kardiovaskular, menciptakan lingkungan yang memperbesar risiko stroke.

Halaman
1234